Page 341 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 341

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                                Pasal tersebut di atas memberikan peluang bagi masyarakat untuk
                           terlibat dalam penyusunan UU melalui berbagai ruang partisipasi yang
                           tersedia. Dalam proses formal penyusunan UU, ruang partisipasi yang
                           tersedia adalah RDPU dan sosialisasi RUU. Sementara itu, masyarakat
                           memiliki  kesempatan  untuk membentuk  berbagai  ruang  partisipasi
                           informal, tergantung pada kemampuan mereka untuk melakukannya.
                           Dalam hal ini, peluang untuk partisipasi masyarakat dalam penyusunan
                           UU telah dijamin oleh negara melalui UU.
                                Selanjutnya dalam Pasal 188 Perpres No. 87 Tahun 2014 dinyatakan
                           bahwa:
                           1.    Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau
                                tertulis dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.
                           2.    Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
                                dalam rangka melaksanakan konsultasi publik.
                           3.   Ketentuan mengenai  tata cara pelaksanaan  konsultasi  publik
                                diatur dengan Peraturan Menteri.

                                Dalam praktiknya, partisipasi masyarakat di Indonesia terjadi
                           pergeseran  bila  merujuk  pada  UU  tentang  Pembentukan  Peraturan
                           Perundang-Undangan dari UU No. 10 Tahun 2004 ke UU No. 12 Tahun
                           2011. Perbedaan yang mendasar dari dua UU tersebut adalah adanya
                           penjabaran  yang  lebih  detil  tentang  kategorisasi  masyarakat.  Melalui
                           UU No. 12 Tahun 2011 diperjelas kategori kelompok kepentingan yang
                           disebut masyarakat, yaitu orang perorangan atau kelompok/organisasi
                           masyarakat, kelompok profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan
                           masyarakat adat. 289
                                Perubahan UU No. 10 Tahun 2004 ke UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU
                           No. 15 Tahun 2019 ini memberikan makna, porsi partisipasi masyarakat
                           menjadi faktor penting dalam pembuatan sebuah peraturan perundang-
                           undangan. Selain diatur dalam UU No. 12  Tahun 2011, partisipasi
                           masyarakat juga disebutkan dalam Perpres No. 87 Tahun 2014 dalam
                           Pasal 188 disebutkan:


                          289 Ahmad  Yani, Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan  yang Responsif; Catatan atas UU No 12
                       Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, (Jakarta: Konstitusi Press, Maret 2013), hlm. 92.


                   326   dpr.go.id
   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346