Page 339 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 339

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           yang efektif bukanlah merupakan hasil rekayasa sederhana melalui
                           berbagai peluang yang diciptakan, tetapi ditentukan melalui seperangkat
                           proses  yang mendorong, membantu, dan meningkatkan partisipasi
                           secara penuh oleh publik dalam proses pengambilan kebijakan dan
                           penyusunan peraturan perundang-undangan.
                                                                 285
                                Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, UU
                           merupakan sarana untuk semaksimal mungkin dapat mencapai
                           kesejahteraan spiritual dan material bagi masyarakat maupun individu,
                           melalui pembaharuan ataupun pelestarian (asas welvaarstaat). 286
                                Partisipasi masyarakat dalam penyusunan sebuah peraturan
                           perundang-undangan menjadi sangat penting guna mencegah
                           munculnya kontroversi, protes, dan berbagai bentuk resistensi lainnya
                           dari masyarakat atas UU  yang telah disusun dan disahkan oleh
                           DPR. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan sebuah peraturan
                           perundang-undangan juga terkait erat dengan relasi masyarakat
                           dengan negara (state-society relation) dalam pembentukan kebijakan
                           yang akan dikeluarkan negara untuk mengatur warganya.
                                Hans Kelsen dalam konsepsinya tentang negara demokrasi
                           menyebutkan, yang memiliki kebebasan politik ialah orang yang tunduk
                           kepada suatu tatanan hukum dan turut serta dalam pembentukannya.
                           Seseorang memiliki kebebasan apabila apa yang harus dia dilakukan
                           menurut tatanan sosial berhimpitan dengan apa  yang hendak dia
                           lakukan. Demokrasi berarti bahwa kehendak  yang dinyatakan dalam
                           tatanan hukum negara identik dengan kehendak dari subjek tatanan
                           hukum tersebut.
                                         287
                                Dalam konteks penyusunan UU di lembaga legislatif, ada dua hal
                           yang akan menentukan hasil akhir dari RUU yang sedang dibahas, yaitu
                           artikulasi  berbagai kepentingan  oleh DPR dan partisipasi  masyarakat
                           dalam penyusunan UU tersebut.
                                                      288
                                Selain itu terdapat dua cara pandang untuk menjelaskan tentang
                           partisipasi masyarakat. Pertama, karena masyarakat sudah memberikan

                          285 Ibid, hlm. 183.
                          286 Rosjidi Rangga Widjadja, Pengantar Ilmu Perundang-Undangan Indonesia, (Bandung: CV. Mandar Maju,
                       1998), hlm. 47.
                          287 Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, (Bandung: Nusa Media, 2011 cetakan IV), hlm. 402.
                          288 Afrizal,  Partisipasi  publik dalam  penyusunan undang-undang  (studi kasus  RUU  yayasan dan RUU
                       penyiaran),
                          http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/a047a3ccd6497854caed40147181ad36eaa44d1a.pdf, diakses
                       pada tanggal 30 Januari 2021.


                   324   dpr.go.id
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344