Page 338 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 338

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
                                                                PEMBENTUKAN PERATURAN
                                                                  PERUNDANG-UNDANGAN


                           kecenderungan yang dalam psikologi politik disebut political attitudes
                           (sikap-sikap politik). Partisipasi politik juga bukan tindakan bicara yang
                           dinilai merupakan keterlibatan politik (political engagement).
                                                                             282
                                Begitu juga Huntington dengan melakukan pembedaan partisipasi
                           politik yang sifatnya otonom (autonomous participation) dan partisipasi
                           yang sifatnya dimobilisasi (mobilized participations). Model partisipasi
                           yang  dimobilisasi  ini  juga  lazimnya  disebut  sebagai  regimented
                           participation.
                                      283
                                Partisipasi politik atau partisipasi masyarakat erat kaitannya
                           dengan  kehendak  umum.  Sebagaimana  pendapat  Jean-Jacques
                           Rousseau  yang mengemukakan metode pembuatan hukum harus
                           mencerminkan kehendak umum. Menurut Rousseau terdapat tiga
                           metode yang digunakan untuk membuat hukum.
                                Pertama,  bahwa kehendak umum dapat disampaikan oleh
                           seorang legislator. Perlunya penyampaian kehendak umum oleh
                           legislator, karena meskipun  kehendak umum tidak dapat salah, rakyat
                           yang memutuskan apa sesungguhnya yang menjadi kehendak umum
                           tersebut.
                                Kedua,  bahwa kehendak umum itu lahir ketika individu-individu
                           bersepakat  untuk  menyatukan  diri  dalam  institusi  politik  yaitu
                           negara. Legitimasi kehendak umum adalah pencapaian kesepakatan
                           dengan suara bulat, yang berarti setiap individu terlibat memberikan
                           persetujuannya.
                                Ketiga, bahwa hukum sebagai kehendak umum dapat dihasilkan
                           melalui musyawarah atau voting yang dilakukan dalam sidang rakyat. 284
                                Partisipasi  masyarakat memperoleh  tempat  yang utama dalam
                           proses legislator untuk memberikan sumbangan pemikiran  yang
                           diberikan oleh partisipan. Partisipasi masyarakat tidak hanya sekadar
                           wacana teoritis dalam berdemokrasi melalui Pemilu dan referendum
                           secara periodik.
                                Namun, partisipasi masyarakat pada pokoknya merupakan
                           perwujudan dari adanya ide yang tidak tertulis. Partisipasi masyarakat


                          282 Saiful Mujani, R. William Liddle dan Kuskridho Ambaradi, Kuasa Rakyat, Analisis tentang Perilaku Memilih
                       dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden Indonesia Pasca-Orde Baru, (Bandung: Mizan, cetakan I, Juni 2011), hlm. 81.
                          283 Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam No Easy Choice: Political Participation in Developing
                       Countries (Cambridge Mass: Harvard University Press, 1977), hlm. 7. Sebagaimana dikutip Miriam Budiardjo, Op cit,
                       hlm. 370.
                          284 Reza Antonius, Melampaui Negara Hukum Klasik, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm. 59-60.


                                                                                  323
                                                                         dpr.go.id
   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343