Page 340 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 340

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
                                                                PEMBENTUKAN PERATURAN
                                                                  PERUNDANG-UNDANGAN


                           mandatnya kepada negara, maka pembentukan kebijakan publik
                           sepenuhnya diserahkan kepada negara. Partisipasi masyarakat hanya
                           dibutuhkan  pada saat memilih  orang-orang  yang akan menduduki
                           berbagai jabatan di lembaga negara, misalnya melalui Pemilu.
                           Masyarakat atau publik sepenuhnya mempercayakan kepentingannya
                           terkait RUU  yang sedang  dibahas kepada  wakil-wakil  yang telah
                           dipilihnya.
                                Kedua, sekalipun telah memberikan mandatnya kepada negara,
                           masyarakat tetap memiliki hak untuk terlibat dalam pembentukan
                           kebijakan yang akan dikeluarkan negara. Partisipasi masyarakat, secara
                           umum, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
                           1.    Negara menjamin tersedianya ruang partisipasi  yang luas bagi
                                masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan.
                           2.    Negara bekerjasama dengan masyarakat dalam seluruh proses
                                penyusunan kebijakan.

                           F.  PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM HUKUM
                                POSITIF DI INDONESIA
                                Partisipasi masyarakat dalam proses pembentukan peraturan
                           perundang-undangan telah diakomodasi dalam hukum positif Indonesia.
                           Penegasan ini diatur dalam Pasal 96 UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No.15
                           Tahun 2019 Bab  XI tentang Partisipasi Masyarakat, mencantumkan 4
                           (empat) ayat yang menjamin partisipasi masyarakat, yaitu:
                           1.    Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau
                                tertulis dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
                           2.    Masukan secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana dimaksud
                                pada ayat (1) dapat dilakukan melalui: a. rapat dengar pendapat
                                umum; b. kunjungan kerja; c. sosialisasi; dan/atau d. seminar,
                                lokakarya, dan/atau diskusi.
                           3.    Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang
                                perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan
                                atas substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan.
                           4.    Untuk memudahkan masyarakat dalam memberikan masukan
                                secara lisan dan/atau tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
                                (1),  setiap  Rancangan  Peraturan  Perundang-undangan  harus
                                dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.



                                                                                  325
                                                                         dpr.go.id
   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345