Page 19 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 19

PEND AHUL U AN



                                                          1.  Jalur laut wilayah Indonesia selebar 200 mil, yang diukur
                                                              dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.
                                                          2.  Pemerintah Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan
                                                              eksploitasi sumber daya hayati dan sumber daya alam non
                                                              hayati, yang berada di dasar laut dan tanah di bawahnya,
                                                              serta memanfaatkan air lautnya.
                                                          3.  Pemerintah  memiliki  kebebasan  melakukan  pelayaran
                                                              dan penerbangan sesuai dengan prinsip-prinsip  hukum
                                                              laut internasional.


                                                         Meskipun pada masa Kabinet Djuanda berhasil menerbitkan
                                                   suatu kebijakan politik yang memperkuat posisi territorial Republik
                                                   Indonesia, namun tidak berarti pemerintahannya cukup kuat pula
                                                   memuaskan para politisi dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
                                                   Berbagai masalah politik yang belum terselesaikan pada masa
                                                   kabinet pendahulunya, seperti masalah Permesta-PRRI masih belum
                                                   teselesaikan pula, sehingga isu-isu dari daerah yang menginginkan
                                                   agar Republik Indonesia dipimpin kembali oleh duet Soekarno-Hatta
                                                   seperti dimasa “Perang Kemerdekaan” kembali mencuat.
                 Amanat Presiden itu                     Pada 2 Maret 1959, Pemerintah telah menyampaikan kepada DPR

                kemudian mendapat                  telah menerbitkan suatu keputusan tenang pelaksanaan Demokrasi
                        tanggapan dan              Terpimpin dalam rangka kembali Undang-undang Dasar 1945, telah

                  diperdebatkan pada               diputuskan dalam sidang Kabinet pada 19 Februari 1959. Lalu DPR
               pemandangan umum                    menyampaikannya kepada Konstituante. Kemudian pada 22 April 1959
                                                   Presiden menyamaikan amanatnya kepada Konstituante, yang memuat
                sidang Konstituante...             anjuran Kepala Negara dan Kepala Pemerintah agar kembali kepada
                                                   Undang-undang Dasar 1945.
                                                         Amanat Presiden itu kemudian mendapat tanggapan dan
                                                   diperdebatkan pada pemandangan umum sidang Konstituante yang
                                                   diselenggarakan pada 29 April sampai 13 Mei 1959. Perdebatan yang
                                                   terjadi dalam sidang-sidang Konstutuante itu banyak yang menafsirkan
                                                   sebagai perpecahan yang mengarah kepada perpecahan nasional.
                                                   Apalagi tanda-tanda akan terbitnya Unang-undang Dasar baru yang
                                                   juga kelihatan.
                                                         Sementara itu Pemerintah masih  mempunyai pekerjaan
                                                   rumah yang belum terselesaikan, misalnya kasus Darul Islam dan
                                                   sisa-sia RMS di pulau Seram dan pemerintah RMS di negeri Belanda
                                                   (dalam pengasingan). Selain itu masih terdapat sisa-sisa Permesta
                                                   dan PRRI yang juga harus segera diselesaikan sebelum Pemerintah





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   11
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 1 CETAK.indd   11                                                                   11/17/19   6:55 AM
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24