Page 26 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 26

DPR RIS D ALAM UPAYA
                                                                                  MEMB ANGUN NEGAR A  FEDER AL



                                                          Kemudian dipancarkan oleh pihak RI melalui pemancar radio
                                                   dari pinggiran kota Yogyakarta ke luar negeri, antara lain tertangkap
                                                   oleh “Radio Rimba Raya” di Aceh, yang kemudian memancarkannya lagi
                                                   ke India. Berita melalui Radio Rimba Raya inilah antara lain yang berhasil
                                                   diterima secara jelas di New Delhi. Berita ini kemudian dijadikan bahan
                                                   oleh delegasi India untuk meminta agar Dewan Keamanan memasukkan
                                                   masalah RI ke dalam anggenda persidangannya. Padahal sebelumnya
                                                   pemerintah Belanda sudah berupaya menutup berita tentang Indonesia
                                                   dan mengklaim bahwa pemerintahan RI sudah tidak ada, yang ada
                                                   hanyalah kaum pengacau keamanan alias kaum ekstrimis. Dengan
                                                   situasi politik semacam itu pihak Belanda tidak bisa mengulur-ulur
                                                   waktu penyelenggaraan KMB.
                                                         Akhirnya pada 14 April 1949, atas inisiatif Komisi PBB untuk
                                                   Indonesia diadakan perundingan RI – Belanda. Perundingan tersebut
                                                   diselenggarakan di Hotel Des Indes (hotel ini sudah diruntuhkan pada
                                                   era Orde Baru dan sebagai gantinya di tempat itu telah berdiri Presiden

                Dalam perundingan                  Hotel), Jakarta, di bawah pimpinan Merle Cohran dari Amerika Serikat.
                                                   Delegasi Indonesia dipimin oleh Mr. Mohmammad Roem dan Mr. Ali
               itu yang secara tegas               Sastroamidjojo sebagai wakilnya. Adapun para anggotanya yakni: dr.

                   disampaikan oleh                Leimena, Ir. Djuanda, Prof. Dr. Supomo, Mr. Latuharhary dan sertai
               Merle Cohran bahwa                  lima orang penasihat.Sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr.

             inistisiatif perundingan              J.H. van Roijen dengan para anggotanya yaitu: Mr. N.S. Blom, Mr. A.
                                                   Jacob, Dr. J.J. van der Velde, dan empat orang penasihat.
                itu adalah pihak PBB                     Dalam perundingan itu yang secara tegas disampaikan oleh Merle

             sesuai dengan resolusi                Cohran bahwa inistisiatif perundingan itu adalah pihak PBB sesuai
                  DK-PBB tanggal 29                dengan resolusi DK-PBB tanggal 29 Januari 1949. Dalam pidatonya

                         Januari 1949.             ketua delegasi Indonesia mengemukakan pendirian pihak RI bahwa
                                                   perundingan KMB baru bisa diselenggarakan dengan syarat pihak
                                                   Belanda harus menyetujui terlebih dahulu pengembalian pemerintahan
                                                   RI ke Yogyakarta. Sementara itu pihak Belanda mengatakan bahwa
                                                   kemungkinan untuk memulihkan kembali pemerintah RI dan
                                                   mengembalikan pemerintahannya ke Yogyakarta masih terbuka, tetapi
                                                   setelah persyaratan lainnya yang mengikat yang mungkin akan muncul
                                                   dalam perundingan, harus ditunda sampai tercapainya persetujuan
                                                   tentang perintah penghentian gerilya dan membuat perjanjian
                                                   mengenai waktu dan syarat-syarat KMB di Den Haag.
                                                         Karena perundingan itu berjalan lambat, maka pihak RI
                                                   menempuh cara lain, yaitu mengadakan perundingan informal dan
                                                   langsung dengan pihak Belanda dengan disaksikan oleh Merle Cohran.




                                                   21
                           SEJARAH DEW AN PERW AKI LAN RAKY A T    21
                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
                             REPU BLI K I N DON ESIA  1918 – 2018


         02 B BUKU 100 DPR BAB 2 CETAK.indd   21                                                                   11/19/19   10:01 AM
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31