Page 280 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 280

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Dalam uraiannya tokoh NU ini menjelaskan bahwa negara
                                                   tidak harus dipisahkan dari agama, setidaknya dalam konteks Islam,
                                                   karena dalam Islam tidak mengenai theokrasi dan hierarki kepadrian
                                                   sebagaimana yang ada dalam gereja Katolik.  Selain itu dipaparkan
                                                   bahwa Islam mengatur manusia dalam hidup dan kehidupannya dalam
                                                   apa yang disebut Ubudiyah (ibadah) yakni hubungan manusia dengan
                                                   Tuhannya, Muamalah yakni hubungan sosial antara manusia dengan
                                                   manusia dan masyarakat sekitarnya, serta Dinayah atau hukum yang
                                                   berisi aturan dan sanksi-sanksi bagi pelanggaran.


                                                   5.6.3.  Konsepsi Presiden
                                                         Wacana yang diusulkan Presiden Sukarno ini dikenal dengan
                                                   “konsepsi Presiden”.  Dengan alasan untuk menyelamatkan bangsa
                                                   dan  negara dari  kesulitan-kesulitan  yang  dihadapinya,  Sukarno
                                                   menyatakan usulnya dengan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
                                                        1.  Sistem  demokrasi  parlementer  setjara  Barat  (demokrasi
                                                           liberal) tidaklah sesuai dengan kepribadian Indonesia.
                                                           Oposisi di D.P.R. jang selalu berusaha menggulingkan
                                                           Pemerintah adalah sesuatu jang tidak tjotjok dengan
                                                           suasana kepribadian Indonesia tersebut.  Oleh karena
                     Dalam uraiannya                       itu sistim Demokrasi Parlementer harus diganti dengan
                           tokoh NU ini                    sistim Demokrasi Terpimpin, demokrasi gotong-royong,

                 menjelaskan bahwa                         jakni suasana demokrasi jang dipimpin oleh hikmat
                                                           kebijaksanaan dalam permusjawaratan.
                   negara tidak harus                   2.  Untuk melaksanakan sistim Demokrasi Terpimpin ini,

                        dipisahkan dari                    maka perlulah dibentuk suatu Kabinet Gotong-Rojong
                   agama, setidaknya                       jang  anggota2nja  harus  terdiri  dari  semua  partai,  dan
                                                           organisasi  berdasarkan  perimbangan  kekuatan  jang  ada
                dalam konteks Islam,                       dalam masjarakat. Dengan melaksanakan Konsepsi gotong-
                  karena dalam Islam                       rojong, maka lenjaplah oposisi dalam D.P.R.  Perbedaan2

                       tidak mengenai                      pendapat jang ada dalam D.P.R. haruslah digunakan untuk
                                                           mentjari perbaikan dan kemadjuan2, bukan untuk semata-
                          theokrasi dan
                                                           mata mendjatuhkan pemerintah jang ada.
                    hierarki kepadrian                  3.  Pembentukan Dewan Nasional.  Anggota2 Dewan Nasional
                   sebagaimana yang                        terdiri dari golongan fongsionil dalam masjarakat.  Tugas

                     ada dalam gereja                      utamanya adalah memberi nasehat kepada Kabinet, baik
                                                           diminta maupun tidak diminta. Golongan fungsionil
                                  Katolik.                 itu adalah golongan buruh, golongan tani, golongan

                                                           tjendikiawan, pengusaha nasional, pemuda, wanita,
                                                           angkatan ’45, alim ulama, Protestan-Katholik, orang jang




                                       dpr.go.id   280





         02 B BUKU 100 DPR BAB 5 CETAK.indd   280                                                                  11/19/19   1:10 PM
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285