Page 285 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 285

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   perpolitikan dan bernegara menjadi berkurang, begitu juga dengan
                                                   peranan dan kedudukan partai-partai yang ada makin tidak berarti,
                                                   sehingga makin tersisih. Pasca jatuhnya Kabinet Ali II, pemerintah
                                                   dalam hal ini presiden  sempat membentuk kabinet formatur,
                                                   yaitu dengan menunjuk Soewirjo dari PNI sebagai formatur, untuk
                                                   membentuk kabinet yang sesuai dengan Konsepsi Presiden. Dalam hal
                                                   ini, kabinet yang dimaksud adalah kabinet kaki empat, yang terdiri dari
                                                   wakil-wakil PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Namun usaha yang dilakukan
                                                   oleh Soewirjo sebagai formatur gagal dan tak berhasil membentuk
                                                   kabinet baru.
                                                         Setelah tidak berhasil membentuk kabinet kaki empat, Soewirjo
                                                   Sukarno pun kembali menunjuknya sebagai formatur kabinet dengan
                                                   komposisi lain. Kala itu, Sukarno meminta Soewirjo agar membentuk
                                                   zaken kabinet dan membentuk pula Dewan Nasional. Namun, upaya
                                                   Soewirjo itu kembali menemui kegagalan. Kegagalan ini tidak terlepas
                                                   dari adanya selisih paham dengan Partai Masyumi mengenai komposisi
                                                   menteri-menteri yang akan duduk dalam kabinet, sehingga kemudian
                                                   Soewirjo harus mengembalikan mandatnya kepada presiden Sukarno.
                                                   Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh Sukarno dalam menghadapi
                                                   situasi seperti itu ialah mengadakan pertemuan di istana dengan
                                                   sejumlah tokoh-tokoh partai dan organisasi politik.
                                                         Presiden Sukarno mengadakan pertemuan tertutup di Istana
                                                   Negara dengan beberapa tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh organisasi
                                                   politik untuk membicarakan mengenai pembentukan kabinet dan
                                                   juga untuk memilih sosok yang tepat untuk memimpin kabinet ini.
                                                   Dalam kabinet yang baru ini Sukarno menginginkan orang yang tidak
                                                   berasal dari partai politik karena kabinet ini tidak didirikan atas dasar
                                                   kepentingan partai politik. Dan selain itu, hal ini juga merupakan
                Setelah tidak berhasil             imbas dari kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-Undang

                 membentuk kabinet                 Dasar pengganti UUDS 1950 serta terjadinya perebutan kekuasaan
                kaki empat, Soewirjo               di kalangan partai-partai politik. Setelah mengadakan pertemuan
                Sukarno pun kembali                tersebut, pada tanggal 4 April 1957 presiden Sukarno kemudian

              menunjuknya sebagai                  mengambil sikap, yaitu dengan melakukan penunjukan terhadap warga
                                                   negara Ir. Sukarno sebagai formatur kabinet.
                                                                                            320
                      formatur kabinet                   Pertemuan yang dilakukan pada tanggal 4 April 1957 itu diadakan
                                  dengan           dalam rangka membentuk suatu  zaken kabinet ekstraparlemen.
                        komposisi lain.            Presiden menekankan bahwa cara pembentukan kabinet itu harus
                                                   dilakukan dengan jalan darurat pula. Titik berat dari penyusunan

                                                   320 Ibid., hlm. 20.




                                       dpr.go.id   286





         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   286                                                                  11/19/19   9:22 AM
   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290