Page 289 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 289

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   politiknya kepada DPR.   Demikian  juga  dengan  pengambilan
                                                                           331
                                                   keputusan yang harus mendapatkan persetujuan dari DPR.
                                                         Terlepas dari pro dan kontra dalam pembentukan Kabinet
                                                   Karya, sama seperti kabinet-kabinet yang ada sebelumnya, kabinet
                                                   ini juga memiliki kekurangan dan bahkan di awal pembentukannya
                                                   pun sudah mengundang kritik dari berbagai pihak. Pembentukan
                                                   kabinet ini dianggap oleh beberapa pihak sebagai sebuah batu loncatan
                                                   Sukarno untuk beralih pada Demokrasi Terpimpin. Seperti diketahui,
                                                   sebelum dibentuknya Kabinet Karya, presiden Sukarno beberapa kali
                                                   mengeluarkan pernyataan bahwa Demokrasi Liberal sudah tidak cocok
                                                   untuk diterapkan dan demokrasi tersebut merupakan demokrasi ala
                                                   Barat. Bagian terpenting dalam pembentukan Kabinet Karya adalah
                                                   bagaimana usaha Sukarno untuk menekan dominasi partai-partai
                                                   politik dalam pengaturan jalannya pemerintahan, dimana mereka
                                                   melakukan koalisi dengan satu atau dua partai besar dengan beberapa
                                                   partai kecil, sehingga membuat koalisi yang dibangun kurang mantap
                                                   dan mudah goyah.
                                                                    332
                                                         Di sisi lain, partai-partai dalam barisan oposisi juga tidak mampu
                                                   berperan sebagaimana mestinya dan akhirnya hanya menonjolkan
                                                   sisi-sisi negatif dari  partai oposisi, yaitu upaya untuk menumbangkan
                                                   pemerintahan yang sedang berjalan dan menggantinya dengan
                      Terlepas dari pro            pemerintahan dari oposisinya sendiri. Hal inilah yang kemudian

                    dan kontra dalam               membuat kabinet-kabinet sebelumnya berumur pendek dan juga
              pembentukan Kabinet                  menyebabkan kemandegan konstelasi politik di parlemen. Atas dasar
                                                   inilah kemudian presiden Sukarno menginginkan sebuah kabinet
                  Karya, sama seperti              baru yang terlepas dari campur tangan partai-partai politik dan juga
                kabinet-kabinet yang               kekuatan DPR. 333

                     ada sebelumnya,
                       kabinet ini juga            6.2  Dewan Nasional dan Musyawarah

                memiliki kekurangan                Nasional: Melemahnya Peran DPR
                                                         Langkah pertama yang dilakukan kabinet bersama dengan
                  dan bahkan di awal               Presiden Sukarno ialah membentuk Dewan Nasional pada tanggal 6

              pembentukannya pun                   Mei 1957. Di saat yang bersamaan itu pula, Presiden Sukarno terpilih
                 sudah mengundang                  sebagai pemimpinnya. Sebagai pimpinan Dewan Nasional, Sukarno

                   kritik dari berbagai            menunjuk sendiri orang-orang yang akan duduk di dalamnya. Setelah
                                                   mendapatkan nama-nama calon anggota Dewan Nasional, Sukarno
                                    pihak.
                                                   331  Nasruddin Anshoriy,  Bangsa Gagal: Mencari Identitas Kebangsaan (Jakarta: LKIS, 2008), hlm.
                                                      161.
                                                   332 Zaini Muslim Ahmad, op.cit., hlm. 31
                                                   333 Ibid.



                                       dpr.go.id   290





         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   290                                                                  11/19/19   9:22 AM
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294