Page 291 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 291

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   dalam DPR. Di samping itu, UU Darurat No.7/1957 dapat memberikan
                                                   legalitas (sebagai dasar hukum) kepada Presiden Sukarno untuk ikut
                                                   campur dalam urusan pemerintah walaupun sifatnya hanya nasihat
                                                   yang tidak mengikat. Dengan dibentuknya dewan itu diharapkan
                                                   terjadi keseimbangan antara DPR, kabinet serta Dewan Nasional
                                                   sehingga kabinet dapat melaksanakan rencana program-programnya
                                                   dengan baik. 340  Akan tetapi, dalam praktiknya kabinet sering kali
                                                   mengabaikan masukan Dewan Nasional terutama tentang langkah-
                                                   langkah yang harus ditempuh kabinet. Meskipun demikian, sebagai
                                                   seorang teknokrat nonpartai, Perdana Menteri Djuanda hanya bisa
                                                   meminta petunjuk-petunjuk Presiden Sukarno selaku kepala negara
                                                   untuk menjalankan pemerintahan dengan sebaik-baiknya. 341
                                                         Keadaan dalam negeri, terutama ketika terjadi pemberontakan
                                                   PRRI dan Permesta serta gangguan-gangguan keamanan di beberapa
                                                   daerah Indonesia umumnya merupakan hambatan-hambatan
                                                   pembangunan negara pada masa Kabinet Djuanda. Oleh karena itu,
                                                   pemerintah mengadakan Musyawarah Nasional dan Musyawarah
                                                   Nasional Pembangunan saat menjelang akhir tahun 1957. Di lain sisi,
                                                   pelaksanaan Musyawarah Nasional merupakan salah satu cerminan
                                                   dibentuknya forum dan badan pendukung eksekutif yang menyiratkan
                       Keadaan dalam               upaya melemahkan sistem demokrasi parlementer. Permasalahan-

                      negeri, terutama             permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kemudian dibawa ke sebuah
                                                   forum ataupun badan baru guna mencari solusi dengan mendengarkan
                           ketika terjadi          pendapat dari berbagai kalangan yang dianggap kredibel oleh

                       pemberontakan               pemerintah, tentunya selain unsur-unsur partai politik.
                  PRRI dan Permesta                      Musyawarah Nasional membahas tentang permasalahan

                      serta gangguan-              pemerintah, pergolakan daerah, persoalan ekonomi dan kekuangan,
               gangguan keamanan                   permasalahan pembangunan, Angkatan Perang, dan perihal partai-
                                                   partai serta persoalan Dwitunggal Sukarno-Hatta. Hasil yang
                  di beberapa daerah               didapatkan dari musyawarah tersebut mencerminkan suasana saling
                Indonesia umumnya                  pengertian. Sementara itu, untuk menindaklanjuti hasil Musyawarah

                             merupakan             Nasional dalam persoalan pembangunan, dilaksanakanlah Musyawarah
               hambatan-hambatan                   Nasional Pembangunan.
                                                         Musyawarah Nasional Pembangunan ini bertujuan untuk
              pembangunan negara                   membahas persoalan pembangunan secara mendalam. Kemudian,
                  pada masa Kabinet                untuk mempersiapkan dasar-dasar untuk Rencana Pembangunan

                                Djuanda.           Nasional yang meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan

                                                   340 Kementerian Penerangan RI, op.cit., 1957, hlm. 24-25.
                                                   341  Wilopo, op.cit., 1976, hlm. 53.




                                       dpr.go.id   292





         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   292                                                                  11/19/19   9:22 AM
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296