Page 295 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 295

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   pergolakan yang terjadi di daerah-daerah. Pergolakan di sejumlah
                                                   daerah dilatarbelakangi oleh adanya perasaan tidak puas terhadap
                                                   kebijakan Pemerintah Pusat pada waktu itu. Hal ini disebabkan karena
                                                   adanya kesenjangan dalam pembangunan daerah dan pembangunan
                                                   wilayah pusat. Di samping itu, ada daerah-daerah yang beranggapan
                                                   bahwa Pemerintah Pusat telah terpengaruh oleh golongan komunis.
                                                   Manifestasi dari perasaan tidak puas ini diwujudkan dalam bentuk
                                                   gerakan-gerakan yang bersifat kedaerahan seperti PRRI di Sumatera
                                                   dan Permesta di Sulawesi.
                                                         Terkait ketidaknormalan tersebut, Djuanda berpendapat bahwa
                                                   pergolakan-pergolakan di daerah itu juga mengandung unsur-unsur
                                                   baik, yakni sebagai hasrat murni rakyat daerah untuk mendapatkan
                                                   otonomi yang luas, perimbangan keuangan yang sehat antara pusat
                                                   dan daerah, alokasi deviden kepada daerah-daerah, dekonsentrasi
                                                   perdagangan luar negeri dan lain sebagainya. Seperti telah disinggung
                                                   sebelumnya, sebagai salahsatu upaya menyelesaikan isu ketimpangan
                                                   pusat dandaerah yang berujung pemberontakan, pemerintah pun
                                                   menyelenggarakan Musyawarah Nasional yang berlangsung dari
                                                   tanggal 10 hingga 15 September 1957 dan kemudian Musyawarah
                                                   Nasional Pembangunan yang berlangsung dari tanggal 25 November
                                                   hingga 4 Desember 1957. Musyawarah-musyawarah itu diadakan
                                                   dengan tujuan untuk bersama-sama mencari penyelesaian terkait
                                                   persoalan-persoalan yang dihadapi antara daerah-daerah dan pusat.
                                                   Akan tetapi, upaya penyelesaian tersebut disalahgunakan oleh pihak-
                                                   pihak yang menjalankan politik obstruksi di luar parlemen terhadap
                                                   Presiden dan Pemerintah. .
                                                                           348
                                                           Namun, jalan penyelesaian masalah lewat perumusan kebijakan
                          Namun, jalan             tidaklah cukup. Pemerintah pun tidak dapat membiarkan tindakan yang
              penyelesaian masalah                 membahayakan keselamatan negara itu. Maka, pemerintah bertindak

                    lewat perumusan                secara tegas dalam usaha menumpas kaum pemberontak yang benar-
                    kebijakan tidaklah             benar bertindak secara kontra revolusioner dan mengkhianati negara

                   cukup. Pemerintah               dan bangsa Indonesia dengan cara menghancurkannya demi keutuhan
                                                   wilayah Republik Indonesia. Sebagai contoh, keadaan yang genting di
                       pun tidak dapat             masa pemerintahan Djuanda pun baru dapat diselesaikan pada bulan

               membiarkan tindakan                 Agustus 1958 melalui pendekatan militer yang digunakan pemerintah
               yang membahayakan                   untuk menangani peristiwa PRRI-Permesta.
                                                         Peristiwa PRRI-Permesta yang terjadi tidak dapat dilepaskan dari
                           keselamatan             berbagai pergolakan yang terjadi, diantaranya adalah akibat adanya
                              negara itu.          kesenjangan dalam tubuh Angkatan Darat yang melibatkan para



                                                   348  Kementerian Penerangan RI, op.cit., 1958, hlm. 4-5.




                                       dpr.go.id   296





         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   296                                                                  11/19/19   9:22 AM
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300