Page 283 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 283

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   6.1 Kabinet Karya dan Upaya

                                                   Memudarkan Demokrasi Parlementer
                                                         Pembentukan Kabinet Karya dilatarbelakangi oleh suasana
                                                   politik yang ketika itu sedang kacau, karena adanya polarisasi yang
                                                   dilakukan oleh partai-partai politik dan juga pembagian Jawa-luar
                                                   Jawa, yang akhirnya memicu sentimen-sentimen kedaerahan karena
                                                   adanya perbedaan dan ketimpangan antara pusat dengan daerah.
                                                   Selain itu, pembentukan Kabinet Karya juga tidak terlepas dari
                                                   adanya lontaran gagasan politik presiden Sukarno, yaitu Konsepsi
                                                   Presiden pada 21 Februari 1957. Melalui Konsepsi Presiden ini, Sukarno
                                                   menyampaikan beberapa hal, diantaranya adalah adanya keinginan
                                                   dari  Sukarno  untuk  mencampuri  urusan  pemerintahan  sebelum
                                                   Konstituante menyelesaikan pekerjaannya sampai hasil kerjanya
                                                   dapat direalisasikan.  Kemudian mengenai kabinet yang hendaknya
                                                                      316
                                                   dijadikan sebagai Kabinet Gotong Royong dan juga mengenai
                                                   pembentukan dewan yang dinamakan Dewan Nasional, yang bertugas
                                                   untuk memberikan nasihat kepada kabinet.
                                                         Sejak permulaan 1957, Presiden Sukarno sudah mulai menggagas
                                                   suatu sistem politik baru karena merasa bahwa banyaknya partai-
                                                   partai politik merupakan sumber ‘penyakit’. Konsepsi Presiden, yang
                                                   mengusulkan sistem pemerintahan baru, dilontarkan oleh Sukarno
                                                   untuk ‘mencari jalan keluar daripada kesulitan-kesulitan yang dihadapi
                                                   sekarang oleh negara dan rakyat Indonesia’.
                                                                                           317
                                                         Adapun Konsepsi Presiden itu terdiri atas dua hal. Pertama,
                                                   satu hal mengenai kabinet. Kedua, mengenai satu hal yang dinamakan
                                                   Dewan Nasional. Untuk perihal kabinet, presiden berkeinginan untuk
                                                   membentuk Kabinet Gotong Royong. Istilah ‘gotong royong’ sengaja
              Pembentukan Kabinet                  digunakan oleh Presiden Sukarno karena menurutnya perkataan
               Karya dilatarbelakangi              tersebut merupakan perkataan asli Indonesia yang menggambarkan

                  oleh suasana politik             jiwa Indonesia semurni-murninya. Namun, menurut Sukarno, selama
                                                   ini kabinet-kabinet yang pernah memerintah di Indonesia hanya terdiri
              yang ketika itu sedang               dari sebagian partai-partau atau fraksi-fraksi saja. Dengan demikian,

               kacau, karena adanya                Indonesia perlu menyusun satu kabinet yang terdiri dari semua fraksi-
                        polarisasi yang            fraksi atau partai-partai di dalam parlemen. Oleh karena itu, muncul

               dilakukan oleh partai-              harapan besar agar kabinet yang akan dibentuk selanjutnya mencakup
                            partai politik         316  Marwati Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI  (Jakarta: Balai Pustaka,
                                                      2008), hlm. 379.
                                                   317  P.N.H. Simandjuntak, Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai
                                                      Reformasi, 2003, hlm. 177-179.





                                       dpr.go.id   284





         02 B BUKU 100 DPR BAB 6 CETAK.indd   284                                                                  11/19/19   9:22 AM
   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288