Page 37 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 37

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   untuk memenuhi persayaratan bagi terbentuknya negera federal,
                                                   RIS. Para penyusun Konstitusi RIS yang merupakan utusan dari RI
                                                   dan BFO menilai dirinya belum representatif untuk menetapkan
                                                   sebuah Undang-undang Dasar. Rumusan konstitusi kemudian di
                                                   bawa ke Den Haag dan sempat dipaparkan pada 29 Oktober 1949
                                                   di “Kurhaus” Scheveningen. Pada waktu itu hanya delegasi NST saja
                                                   yang belum memarapnya sebagai bentuk protes terhadap status
                                                   Asahan Selatan dan Labuhanbatu yang belum jelas. Namun akhirnya
                                                   mereka memarapnya juga.  Oleh karena faktor “perasaan tidak
                                                                             36
                                                   refresentatif” itulah para penyusun mencantumkan dalam fasal 186
                                                   kalimat “Konstituante bersama-sama dengan Pemerintah selekas-
                                                   lekasnya menetapkan Konstitusi Republik Indonesia Serikat”. Dengan
                                                   adanya fasal tersebut diharapkan di masa datang akan dibentuk sebuah
                                                   badan Konstituante yang representatif yang berkerja sama dengan
                                                   Pemerintah untuk menyusun dan menetapkan Undang-undang Dasar
                                                   yang baru sebagai Undang-undang Dasar yang tetap.
                                                         Konstitusi RIS atau Undang-undang Sementara RIS terdiri dari
                                                   197 fasal yang didahului oleh “Mukaddimah, yang berbunyi sebagai
                                                   berikut:
                                                               “Kami bangsa Indonesia, semenjak berupuluh-
                                                               puluh tahun lamanya bersatu-padu dalam
                                                               perjuangan kemerdekaan dengan senantiasa
                                                               berhati teguh berniat menduduki hak hidup
                                                               sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulta; kini
                                                               dengan berkat rahmat Tuhan telah sampai pada
                                                               tingkatan sejarah yang berbahagia dan luhur,
                                                               maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami
                                                               itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk
                        Para penyusun                          republik-federal, bersandarkan pengakuan ke-
                  Konstitusi RIS yang                          Tuhanan Yang Maha Esa, peri kemanusiaan,

                   merupakan utusan                            kerkayatan, kebangsaan dan keadilan sosial
                                                               untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan,
                       dari RI dan BFO                         perdamaian, kemerdekaan dalam masyarakat dan

               menilai dirinya belum                           negara hukum Indonesia merdeka yang berdaulat
                   representatif untuk                         dan sempurna.”

                 menetapkan sebuah                       Dari mukaddimah Konstitusi RIS ini terlihat cukup jelas bahwa
                      Undang-undang                negara hukum yang berbentuk republik-federal itu tetap berpedoman

                                    Dasar.
                                                   36  Djawatan Penerangan Pemerintah Djakarta, Kata Sepakat: Ichtisar Persetudjuan Konperensi
                                                      Medja Bundar di Den Haag, 23 Agustus – 2 Nopember 1949. Djakarta: Djawatan Penerangan
                                                      Pemerintah Djakarta, 1949, hal. 8.




                                       dpr.go.id   32





         02 B BUKU 100 DPR BAB 2 CETAK.indd   32                                                                   11/19/19   10:01 AM
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42