Page 32 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 32

DPR RIS D ALAM UPAYA
                                                                                  MEMB ANGUN NEGAR A  FEDER AL



                                                         Dalam situasi  politik  seperti itu  masing-masing DPR  atau
                                                   Parlemen dari pemerintah terkait mulai menyelenggarakan sidang
                                                   untuk membicarakan diterima atau tidak hasil kesepakatan KMB itu.
                                                   Pengesahan kesepakatan KMB di negara bagian yang tergabung dalam
                                                   BFO berjalan relatif lancar. Sampai dengan awal bulan Desember 1949,
                                                   semua negara bagian sudah menerima hasil kesepakatan KMB, seperti
                                                   DPR Negara Indonesia Timur (NIT), DPR Negara Jawa Timur, dan DPR
                                                   Daerah Banjar.  Di Negara Sumatera Timur (NST), Radja Kaliamsjah
                                                                 17
                                                   berhasil meyakinkan para anggota DPR NST tentang hasil kesepakatan
                                                   KMB. Hasilnya tanpa harus melakukan pemungutan suara para anggota
                                                   DPR menerima hasil KMB.  Demikian pula di DPR Negara Pasundan,
                                                                            18
                                                   Mr.  Djumhana  yang  juga  merupakan  salah  satu  anggota  delegasi
                                                   BFO ke KMB, menyampaikan hasil kesepakan KMB sebelum proses
                                                   pemungutan suara dimulai. Hasilnya 64 anggota dari 66 anggota yang
                                                   hadir menyetakan menerima, dan kedua orang sisanya meninggalkan
                                                   ruangan. 19

                         Dalam situasi                   Sementara KNIP negara Indonesia – Yogya justru baru bersidang
                     politik seperti itu           pada awal bulan Desember, tepatnya pada tanggal 6 sampai 15
                                                   Desember 1949. Persidangan diselenggarakan di Siti Hinggil Kraton
                      masing-masing                Yogyakarta. Sidang ini dapat dikatakan sebagai masa persidangan
                 DPR atau Parlemen                 terakhir KNIP. Salah satu acaranya adalah membicarakan hasil KMB

                      dari pemerintah              yang telah disepakati oleh kedua delegasi Republik Indonesia, BFO, dan
                          terkait mulai            Kerajaan Belanda. Berbeda dengan di wilayah negara-negara bagian
                                                   yang tergabung dalam BFO, proses penerimaan hasil kesepakatan
                 menyelenggarakan                  KMB itu berjalan relatif alot. Dari persidangan itu, 226 anggota setuju,
                          sidang untuk             62 anggota menolak, dan 31 blanko alias walk out (meninggalkan
                                                          20
                       membicarakan                sidang).  Salah satu partai yang menolak hasil KMB itu adalah Partai
                                                                                               21
                  diterima atau tidak              Sosialis Indonesia (PSI) pimpinan St. Syahrir.  Dengan komposisi
                                                   itu KNIP menyetujui untuk meratifikasi hasil KMB. Dalam realitanya
                    hasil kesepakatan              persetujuan KNIP terhadap hasil KMB berupa maklumat dan 2 buah
                                KMB itu.           undang-undang. Kedua buah undang-undang itu sifatnya unik karena
                                                   dalam proses pembentukannya tidak dilakukan seperti biasanya, yaitu
                                                   oleh Pemerintah bersama-sama Badan Pekerja KNIP, melainkan hasil
                                                   kerjasama antara Pemerintah dengan KNIP.



                                                   17  Warta Indonesia, 2 dan 3 Desember 1949.
                                                   18  Warta Indonesia, 2 dan 3 Desember 1949.
                                                   19  Sedar. 13 November 1949.
                                                   20  Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. ed. 2009. Sejarah Nasional
                                                      Indonesia : Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka, hal.
                                                      269. Sekretariat DPR-GR, 1970. Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
                                                      Jakarta: Sekretariat DPR-GR, hal. 83.
                                                   21  Deliar Noer, 2012. Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa. Jakarta: Kompas. hal. 115.



                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   27
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         02 B BUKU 100 DPR BAB 2 CETAK.indd   27                                                                   11/19/19   10:01 AM
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37