Page 232 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 232
DI AMBANG BAB IX
KRISIS
(7)
APAKAH RUMAH KITA
HARUS HABIS TERBAKAR DULU BARU
PEMERINTAH MENYALAKAN ALARM?
LAIM pemerintah atas situasi perekonomian menurut
saya tidak pernah akurat. Salah satu contohnya terkait
membengkaknya defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun
2018 yang diperkirakan akan melonjak lebih dari 40 persen.
KPemerintah dan Bank Indonesia seharusnya tak menutupi-
nutupi persoalan dengan mengatakan jika lonjakan defisit tersebut masih
berada dalam batas aman.
Bank Indonesia memperkirakan jika hingga akhir 2018 nanti defisit
transaksi berjalan akan mencapai US$25 miliar. Jika dibandingkan tahun
lalu, yang hanya US$17,3 miliar, angka ini berarti melonjak sekitar 44,51
persen. Ini lonjakan yang tak boleh dianggap remeh. Sehingga, menurut
saya agak aneh jika kemudian pemerintah masih menanggapi seolah
situasinya masih benar-benar aman. Jangan lupa, selama ini klaim
pemerintah atas kondisi perekonomian tidak pernah akurat.
Bulan Mei lalu, misalnya, Menteri Keuangan masih mengatakan jika
fundamental ekonomi kita kuat. Bahkan, ia berani mengatakan bahwa APBN
akan mendapatkan keuntungan Rp1,7 triliun dari setiap penurunan Rp100
terhadap dollar. Menko Perekonomian juga menyatakan jika pelemahan
kurs Rupiah yang pernah menembus angka Rp14.500 masih merupakan
hal biasa. Pendek kata, menurut tim ekonomi pemerintah, perekonomian
kita saat ini baik-baik saja.
Tapi, anehnya, akhir pekan lalu kita disuguhi sejumlah pernyataan,
baik Presiden, menteri, maupun Bank Indonesia, yang mengkoreksi
berbagai keyakinan tadi. Presiden, misalnya, mengakui jika ada persoalan
dalam perekonomian kita, yaitu membengkaknya defisit transaksi berjalan
dan neraca perdagangan.
CATATAN-CATATAN KRITIS 233
DARI SENAYAN