Page 229 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 229
Dr. Fadli Zon, M.Sc
(6)
EKONOMI DI AMBANG KRISIS, PEMERINTAH
MALAH SIBUK JAMU IMF
ERUS merosotnya nilai tukar Rupiah hingga menembus angka
Rp14.404 per dollar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat
siang, 29 Juni 2018, memang pantas kita cemaskan. Menurut
saya, pemerintah dan otoritas moneter harus mencari jalan
Tkeluar yang kreatif untuk mengatasi krisis nilai tukar tersebut.
Kita memang pantas khawatir, sebab nilai tukar Rupiah terus
menurun meskipun Bank Indonesia telah melakukan intervensi pasar.
Kita tak bisa terus-menerus menguras cadangan devisa untuk menolong
Rupiah. Seperti kemarin juga diingatkan oleh Pak Prabowo, cadangan
devisa kita saat ini sangat kecil.
Sejak Februari lalu, kita sudah menghabiskan US$9,08 miliar
cadangan devisa. Ujungnya, per Mei kemarin cadangan devisa kita tinggal
US$122,9 miliar, padahal Februari lalu jumlahnya masih US$131,98 miliar.
Artinya, pemerintah dan otoritas moneter perlu segera mencari jalan
keluar lain untuk mengatasi krisis nilai tukar tersebut, tak bisa terus-
menerus menggunakan cara konvensional untuk mengintervensi pasar.
Selain karena faktor global, jebloknya nilai tukar Rupiah ini salah
satunya dipicu oleh tingginya tingkat ketergantungan kita terhadap impor,
investasi asing, dan juga utang. Sehingga, tiap kali kita impor, membayar
dividen, atau membayar bunga dan cicilan utang, selalu terjadi tekanan
terhadap nilai tukar Rupiah.
Inilah poin yang kemarin diingatkan oleh Ketua Umum Partai
Gerindra, Pak Prabowo, soal bahayanya perekonomian yang ditopang oleh
utang. Per 30 April 2018, posisi utang pemerintah sudah mencapai Rp4.180,61
triliun. Dari jumlah tersebut, 41 persen di antaranya berdenominasi valuta
asing (valas), baik dalam bentuk pinjaman, SBN (Surat Berharga Negara),
maupun SBN Syariah.
230 KATA FADLI