Page 237 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 237
Dr. Fadli Zon, M.Sc
benar hendak menegakkan aturan, seperti dalam kasus Freeport ini.
Di luar soal penegakkan hukum, kasus Freeport ini sebaiknya juga
tidak hanya dilihat dari sudut pandang tunggal, yaitu hukum saja, atau
ekonomi saja. Kita harus menempatkan persoalan ini dalam konteks
geopolitik juga. Jangan sampai kita salah perhitungan nantinya.
DIVESTASI SAHAM FREEPORT
Akhir 2014, nilai 20,64% saham Freeport diperkirakan mencapai
US$4 miliar. Sehingga, nilai 10,64% saham PT Freeport yang harusnya
didivestasi pada 14 Oktober 2015 lalu hampir mencapai US$2 miliar,
atau sekira Rp26 triliun (Rp13.000/US$)
Kontribusi Freeport Indonesia bagi Freeport McMoran 93,6 persen.
Pada 2014, total penjualan emas Freeport McMoran mencapai US$1,538
miliar, atau sekitar Rp20,81 triliun. Artinya, sumbangan penjualan emas
Freeport Indonesia sekitar Rp19,47 triliun.
PP No. 77/2014 tentang Perubahan Ketiga atas PP No. 23/2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara
mengamanatkan paling lambat 14 Oktober 2015 PT Freeport Indonesia
harus sudah mendivestasikan sahamnya sebesar 10,64 persen.
Selanjutnya, Oktober 2019, PT Freeport Indonesia juga harus kembali
mendivestasikan sahamnya sebesar 10 persen.
Bagi PT Freeport sendiri, mereka mestinya menyadari jika Indonesia
kini telah menjadi negara demokrasi, tak lagi sama dengan dulu, saat
mereka meneken kontrak pada 1967, atau saat mereka memperpanjang
kontrak pada 1991. Sistem hukum dan pemerintahan kita telah berubah.
Jika mereka tetap ingin serius berinvestasi di Indonesia, mereka tentunya
harus mengikuti dan menghormati perubahan yang terjadi, termasuk
tunduk kepada hukum yang berlaku saat ini.
Yang jelas semua pihak terkait harus berusaha untuk menjaga agar
kasus Freeport ini tetap berada di wilayah sengketa bisnis, tidak sampai
melebar ke persoalan-persoalan lain yang bisa merugikan kepentingan
Indonesia.
Jakarta, 9 Maret 2017
240 KATA FADLI