Page 243 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 243

Dr. Fadli Zon, M.Sc





                 membungkus HoA kemarin dengan cukup heboh, seolah itu adalah sebuah
                 langkah besar.
                      Terkait HoA, menurut saya pemerintah harus transparan dalam
                 menjelaskan  sejumlah  hal.  Isu  besar  yang  sejak  awal  kita  kejar  kan
                 sebenarnya pada bagaimana menuntut Freeport menunaikan kewajiban-
                 kewajibannya sebagaimana yang diatur oleh sistem perundang-undangan
                 kita.  Mulai dari kewajiban pembangunan  smelter, hingga  kewajiban
                 divestasi. Namun saya perhatikan kini kok mulai berbelok substansinya.
                 Ada beberapa masalah yang saya catat.

                      Pertama, pemerintah harus menjelaskan posisi Rio Tinto dalam
                 Kontrak Karya yang dipegang PT Freeport Indonesia. Kenapa tiba-tiba
                 muncul pihak ketiga seperti Rio Tinto? Apakah keberadaan Rio Tinto di
                 tambang Grasberg selama ini atas sepengetahuan pemerintah? Apakah
                 perjanjian di belakang layar antara Freeport dengan Rio Tinto terkait
                 investasi dan bagi hasil tambang Grasberg tidak melanggar Kontrak Karya?
                 Itu semua perlu dijelaskan oleh pemerintah.
                      Kedua, undang-undang dengan jelas memerintahkan agar Freeport
                 melakukan pelepasan saham kepada pemerintah Indonesia. Tapi yang kini
                 berkembang adalah pemerintah malah hendak membeli hak partisipasi Rio
                 Tinto. Lho, sejak kapan hak partisipasi Rio Tinto dianggap sebagai saham
                 di PT Freeport Indonesia? Kenapa pemerintah malah menjerumuskan diri
                 pada ikatan perjanjian antara Freeport dengan Rio Tinto?
                      Ketiga, katakanlah hak partisipasi Rio Tinto sah dianggap saham.
                 Berarti kan saat ini ada empat pihak yang menjadi pemegang saham PT
                 Freeport  Indonesia, yaitu Freeport  McMoran,  Rio Tinto,  Pemerintah
                 Indonesia, dan Indocopper. Pertanyaan saya, jika yang sedang dilakukan
                 oleh pemerintah Indonesia adalah mencoba membeli saham Rio Tinto, dan
                 juga saham Indocopper, untuk menggenapi kepemilikan saham 51 persen,
                 lalu di mana letak divestasi Freeport-nya?! Apakah secara hukum dengan
                 proses semacam ini kewajiban Freeport untuk melakukan pelepasan
                 kepemilikan telah terpenuhi?! Dasar apa yang membuat proses semacam
                 ini bisa disebut sebagai divestasi?
                      Keempat, mengamati proses yang dilakukan pemerintah tadi, saya





                246 KATA FADLI
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248