Page 167 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 167
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
3.3 Strategi Golongan Kooperatif dan
Nonkooperatif dalam Menghadapi
Pemerintah Kolonial Belanda
Perbedaan sifat politik pergerakan dari kaum pribumi pada
waktu itu dibedakan menjadi dua tipe, yakni golongan kooperatif dan
golongan nonkooperatif. Keduanya kadang bersitegang satu sama lain,
oleh karena sifat pergerakan yang berbeda. Akan tetapi, faktanya, yang
terjadi adalah tidak selamanya dinamika di antara keduanya menjadi
hal yang kurang baik. Justru dari dinamika tersebut muncul berbagai
variasi dalam mengolah strategi demi kepentingan rakyat pribumi.
Masa-masa setelah ditahannya Sukarno, nyawa gerakan nasional
yang bersifat emansipatoris berangsur-angsur mereda. Para pejabat
kolonial semakin menyadari bahwa semangat menggebu-gebu dari
kampanye anti-kolonial tersebut jelas tidak dapat dibiarkan terus
berlangsung, dan harus dihadapi dengan cara menyingkirkan sang
tokoh utama secara permanen, atau setidaknya untuk jangka pendek
dari pentas politik yang dikendalikan dan dipengaruhinya. 329
Ketika Sukarno ditahan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
Ketika Sukarno pada awal 1930-an, Fraksi Nasional yang dipimpin oleh Thamrin segera
ditahan oleh mengambil langkah baru. Thamrin segera tampil di Volksraad untuk
Pemerintah Kolonial memimpin sepuluh anggota orang Indonesia di bawah satu bendera
Hindia Belanda nasionalis. Menurut Gobee, langkah ini merupakan nasionalisme yang
terorganisir dan didasari oleh landasan radikal, dengan tawaran kerja
pada awal 1930- sama dengan pemerintah. 330 Thamrin sendiri menulis kepada Stokvis
an, Fraksi Nasional yang berada di Belanda tentang diumumkannya pembentukan Fraksi
yang dipimpin oleh Nasional. Ada yang melihatnya sebagai gerakan kaum nasionalis
Thamrin segera praktis, oleh karena banyaknya varian nasionalisme yang ada ketika
itu. Thamrin tidak melihat potensi untuk mengembangkan suatu
mengambil langkah gaya pergerakan yang kuat dan tegas, tetapi tetap menganggap hal
baru. ini pantas untuk di coba. 331
Pada saat (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia) PPPKI melakukan rapat protes pada 12 Januari
1930 di Gedung Permufakatan Indonesia yang difasilitasi oleh Volksraad,
dicanangkan kembali pembentukan organisasi tersebut. Dr. Sutomo
menyimpulkan bahwa banyaknya anggota yang hadir dalam pertemuan
itu menunjukan perasaan ingin tahu yang berkembang. Sejumlah
329 Bob Hering, Op.Cit., hlm. 147
330 Helsdingen, 1941, hlm. 439-440
331 Surat tertanggal 11 September 1930 kepada Stokvis, IISG, hlm. 115
dpr.go.id 164
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 164 11/18/19 4:50 AM