Page 169 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 169

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   tidak setara dengan PNI, juga tidak bisa disandingkan dengan
                                                   Studieclub yang didirikan Sutomo, ataupun Muhammadiyah. Maka,
                                                   seorang pengantar konservatif menyatakan bahwa atap federatif yang
                                                   didirikan oleh PSII dari PNI di masa lampau menunjukan kegagalannya
                                                   karena pilar keindonesiaan dan keislaman berbeda tajam. 334
                                                         Maka, tidak aneh jika prospek masa depan PSII dan PNI banyak
                                                   tergantung pada keseimbangan, serta turut menunggu momen yang
                                                   tepat, untuk memperbaiki kehilangan yang pernah dialaminya dan
                                                   memulihkan prestisenya sebagai suatu organisasi politik. Hal yang sama
                                                   dihadapi oleh Sutomo dengan menjadikan prospek daerah pedesaan
                                                   PNI sebagai bagian dari rencana untuk memulihkan pembangunan
                                                   sosial dan ekonomi dalam pengaruh Indonesische Studieclub yang akan
                                                   diubahnya menjadi partai , serta termasuk rencana “penyembuhan”
                                                                           335
                                                   kembali kaum nasionalis di Volksraad. Sejumlah pakar memandang
                                                   Fraksi Nasional yang dibentuk Thamrin hanyalah sebatas langkah
                                                   reaksioner terhadap kemunculan VC (Vaderlandsche Club) yang
                                                   Progresif. 336
                                                         Pada sidang 8 Februari 1930, Thamrin dan koleganya di Fraksi
                      Maka, tidak aneh             Nasional mengajukan mosi terkait digantinya Pasal 153 bis & ter, serta

                     jika prospek masa             Pasal 161 dalam hukum pidana untuk mengendalikan “kerusuhan
                   depan PSII dan PNI              revolusioner” agar dapat didiskusikan. Dalam pembukaan pidatonya,
                                                   Thamrin mengulang kembali argumen yang telah disampaikannya
                   banyak tergantung               pada 18 Juli 1929, di mana ia menyatakan bahwa pasal-pasal tersebut
                 pada keseimbangan,                telah jelas dan terbuka terhadap interpretasi menurut kehendak
                                                                     337
               serta turut menunggu                dan kegunaannya.  Sementara itu, pada 24 Maret 1930, Thamrin
                                                   menyampaikan pernyataan tertulis kepada pemerintah dengan keluhan
                  momen yang tepat,                tentang kecilnya ukuran sel tempat Sukarno ditahan, yakni 1,5 x 2

                  untuk memperbaiki                meter. Disebutkan pula olehnya bahwa tahanan politik seperti Sukarno
                      kehilangan yang              tidak bisa diperlakukan seperti tahanan kriminal biasa.  Tembusan
                                                                                                      338
                    pernah dialaminya              surat itu dikirimkan kepada pers Indonesia dan Stokvis di Belanda
                                                   yang kemudian juga dimuat dalam pers setempat. Pada akhir tahun,
                      dan memulihkan               dimulailah sidang pengadilan Sukarno, Maskun, Supriadinata, dan

                  prestisenya sebagai              Gatot Mangkupraja di Bandung. Thamrin dengan teratur menghadiri
              suatu organisasi politik.            persidangan tersebut. Ia duduk di deretan depan bersama Gobee
                                                   dan Stokvis untuk memberikan dukungan moral kepada mereka.



                                                   334 J. Th. Petrus Blumberger, 1987, De Nationalistische Beweging In Nederlandsch Indie (Harlem:
                                                      H.D. Ijeeok Williok & Zooo NIV), hlm. 274
                                                   335 Surat kepada Stokvis tertanggal 2 Februari 1930, IISG, hlm. 2
                                                   336 Handelingen Volksraad 1929-1930, hlm. 142
                                                   337  Handelingan Volksraad 1929-1930, hlm. 139
                                                   338 Handelingen Volksraad 1930-1931, hlm. 37



                                       dpr.go.id   166





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   166                                                               11/18/19   4:50 AM
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174