Page 171 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 171
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
langkah-langkah pembatasan oleh pemerintah. Misalnya, perkebunan
karet rakyat dikelola lebih ekonomis daripada perkebunan yang
ditangani oleh perusahaan perkebunan besar. Seharusnya, mereka
yang tidak terkena pembatasan dari pemerintah berhak atas subsidi.
342
Mereka juga mempertanyakan anggaran yang tidak cukup bagi
Departemen Pertanian, yakni 57 juta gulden, jika dibandingkan dengan
anggaran yang tersedia untuk AD, AL, dan Kepolisian yang mencapai
174 juta gulden. Mochtar, di sisi lain, juga mengharapkan dukungan
bagi industri batik.
Ketidaksabaran terhadap perjuangan pihak kaum nasionalis
emansipatoris mengakar pada masalah serius dan tidak menetapnya
kondisi ekonomi di Hindia-Belanda pada masa itu. Perasaan superior
pihak kolonial, serta nada rasialis yang sering dilontarkan telah
melukai sensitivitas orang Indonesia. Van Meurs, anggota Eugenitic
Assosiation, cenderung bersikap rasialis dan memandang orang
Indonesia sama sekali belum matang secara politis, kendati menyadari
bahwa nasionalisme mereka bersifat sangat eksplosif dan tidak bebas
dari pengaruh pengaruh asing. Sedangkan, Fruin menyatakan bahwa
pemerintah harus tidak berada diatas partai tetapi berdiri tanpa
reserve di pihak sana, dan bukan dengan musuh. 343
Di Volksraad, Fraksi Nasional menunjukan penentangannya
terhadap keputusan pengadilan itu dan akan melakukan rapat-rapat
protes di seluruh Jawa yang akan digerakan bersama dengan PPPKI.
Salah satu rapat itu diadakan di Gedung Permufakatan Indonesia di
Di Volksraad, Fraksi Gang Kenari, kini Museum M.H. Thamrin, pada 3 Mei 1931. Fraksi
Nasional merasa sangat dilanggar kehormatannya dengan adanya
Nasional menunjukan keputusan pengadilan yang tidak adil terhadap Sukarno dan tokoh
penentangannya pribumi lainnya. Pihak PPPKI secara bulat menolak keputusan itu. Maka
terhadap keputusan dari itu, Fraksi Nasional menekankan bahwa tidak satu pun organisasi
rakyat yang dapat ditindas dalam jangka panjang oleh kekuatan yang
pengadilan itu dan menyimpang. Sebenarnya, tidak ada perbedaan mendasar di antara
akan melakukan nasionalisme ekstrim dan moderat, pandangan itu hanyalah dari pihak
rapat-rapat protes pemerintah Hindia Belanda semata, agar mereka dapat melancarkan
politik yang memecah belah pergerakan. Front Sawo Matang yang
di seluruh Jawa sangat padu segera diuji dengan kejadian di luar Indonesia, yaitu
yang akan digerakan ketika di negeri Belanda, kelompok Hatta melakukan kritik terhadap
bersama dengan postur PPPKI yang lemah, serta pembubaran diri PNI yang kurang
PPPKI. demokratis. 344
342 Handelingen Volksraad 1930-1931, hlm. 41, 46, dan 87-88
343 Handelingen Volksraad 1930-1931, hlm. 224
344 Indonesia Raja, Agustus 1931
dpr.go.id 168
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 168 11/18/19 4:50 AM