Page 176 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 176
Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942
Persidangan Volksraad yang kelima masih diliputi oleh
optimisme selama perdebatan ketika Thamrin, pada 3 Februari
1932, menyampaikan pidato dengan menyoroti situasi ekonomi. Ia
menyampaikan empat pandangan. Pertama, krisis yang dialami ketika
itu merupakan akibat dari konsumsi yang terlalu rendah. Hal ini terjadi
karena kesalahan struktur politik ekonomi dunia. Kedua, kebangkitan
akan kesadaran politik ekonomi di kalangan masyarakat bangsa
kolonial dan semi kolonial. Mereka ingin melepaskan diri dari pengaruh
produksi Barat agar dapat menghentikan perkembangan pemiskinan
oleh intensifnya penghisapan. Ketiga, tidak berubahnya struktur politik
ekonomi kolonial membuat krisis menjadi bertahan lama atau bahkan
permanen. Keempat, hanya politik yang berani melakukan perubahan
konstitusional menyeluruh yang akan menghasilkan pemecahan krisis
dengan cepat dan tepat. 355
Dengan mengemukakan empat butir pemikiran tersebut,
kemudian ia bertanya apa yang harus dilakukan oleh Indonesia
dalam menghadapi tendensi kolonial yang eksploitatif yang tidak
memberikan manfaat bagi produsen Indonesia? Bagaimana cara yang
harus ditempuh untuk melawan pemiskinan Indonesia dan tendensi
komisi yang terlalu rendah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
ia menilai bahwa struktur ini tidak normal karena bertumpu pada
sistem penghisapan yang tujuannya adalah untuk memperkaya lapisan
yang terus menerus memerintah dan mendominasi. Kekayaan yang
didapatkan dari tanah dan rakyat Indonesia disimpan dan ditanamkan
di tempat lain, sehingga secara langsung memiskinkan tanah dan
Ilustrasi yang menggambarkan rakyat setempat. 356
sindiran terhadap pandangan Kaum pribumi dalam Fraksi Nasional juga mengusulkan suatu
De Dreu, seorang anggota
Volksraad yang juga anggota rencana ekonomi yang berorientasikan pada kebaikan penduduk
Fraksi Nasional, mengenai isu Indonesia. Terdapat enam butir yang terkandung dalam usul yang
anggaran pertahanan disampaikannya, termasuk penghapusan secara bertahap politik pintu
[Sumber: Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 25 Juli 1932] terbuka dan pemerintahan dualistis dalam negeri. Selanjutnya, mereka
juga mengusulkan untuk dilakukannya pengalihan pekerjaan kepada
orang Indonesia, beserta gajinya, baik tanpa sifat sementara maupun
pengecualian skala, juga peningkatan investasi pribumi dalam industri
dengan penyesuaian yang bisa diterima. Hal ini akan meningkatkan
bagian keuangan negeri ini. Soal modal Indonesia dalam industri,
mereka ingin mencontoh Jepang sebagai yang disebutkan dalam
laporan Menteri Koloni Van Kol. 357
355 Handelingen Volksraad 1931-1932, hlm. 1840
356 Handelingen Volksraad 1931-1932, hlm. 1841
357 Handelingen Volksraad 1931-1932, hlm. 1843
173
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 173 11/18/19 4:50 AM