Page 173 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 173

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   3.4 Sepak Terjang Fraksi Nasional dalam
                                                   Persidangan Volksraad


























                                                    Para anggota Volksraad sedang berkumpul di rumah Sukarjo (2 dari kiri).
                                                    Tampak di antaranya Soangkupon (4 dari kiri), Sam Ratulangi (5 dari kiri),
                                                                     dan M.H. Thamrin (paling kanan)
                                                                  [Sumber: Bataviaasch nieuwsblad, 24 Desember 1935].


                                                         Fraksi Nasional di Volksraad selanjutnya meningkat jumlahnya
                                                   menjadi 11 orang, antara lain Kusumo Utoyo, Mochtar, Soangkupon,
                                                   Suroso,  Dwijosewoyo,  Iskandardinata, Sukarjo Wiropranoto,
                                                   Mohammad Noor, Abdul Rasyid, Wiwoho Purbohadijoyo, dan Thamrin,
                                                   yang segera memutuskan untuk menempuh kebijakan untuk memulai
                                                   sesuatu langkah politik. Dalam hal ini, juga disampaikan bahwa terdapat
                                                   rencana untuk membentuk beberapa bagian di bahwa fraksi tersebut,
                                                   seperti Kusumo Utoyo untuk masalah ekonomi, Sukarjo untuk PNI,
                                                   atau Suroso untuk Digul. Anggota fraksi memandang Thamrin sebagai
                                                   sosok yang dapat mewakili seluruh rakyat yang akan menangani hak
                              “Nasionalis          politik di bidang sosial dan ekonomi dalam negeri karena masalah ini
                         kooperatif dan            tidak dapat dipisahkan dari politik kolonial.

             nonkooperatif memiliki
                                                                    “Nasionalis kooperatif dan nonkooperatif
                 satu tujuan bersama
                                                               memiliki satu tujuan bersama yang sama-sama,
                     yang sama-sama,                           yakin pada Indonesia merdeka! Jika kami kaum
                yakin pada Indonesia                           kooperator merasa bahwa pendekatan kami tidak

                                merdeka!                       efektif, maka kami akan menjadi yang pertama
                                                               mengambil arah kebijakan politik yang diperlukan.” 347

                                                   347   Handelngen Volksraad 1931-1932, hlm. 173




                                       dpr.go.id   170





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   170                                                               11/18/19   4:50 AM
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178