Page 184 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 184

Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942




                                                         Ketika Pemerintah kolonial Hindia Belanda mengetahui
                                                   peristiwa di kapal Zeven Provinciën maka pemerintah memutuskan
                                                   kalau peristiwa itu disebabkan oleh perlawanan dari bangsa Pribumi
                                                   Indonesia, dan perlawanan itu harus segera dihentikan. Pada waktu
                                                   itu juga berbarengan dengan peristiwa pemogokan buruh di Surabaya
                                                   sedang terjadi pula. Maka pada tanggal 10 Februari 1933 serangan udara
                                                   pun dilakukan untuk menyudahi perlawanan di kapal. Ketika semuanya
                                                   selesai ternyata peristiwa tersebut menewaskan 19 orang yang terdiri
                                                   dari, 16 pribumi dan 3 dari Belanda, dan 11 luka berat terdiri 8 pribumi
                                                   dan 3 orang Belanda.
                                                                       376
                                                         Akibat dari peristiwa tersebut, terjadi perbincangan dikalangan
                                                   masyarakat Hindia Belanda pada waktu itu, berita pemboman kapal
                   Ketika Pemerintah               Zeven Provinciën ini tersiar di dalam beberapa surat kabar pribumi

                       kolonial Hindia             dan sangat dikecam. Peristiwa ini pun menjadi perhatian kaum
                Belanda mengetahui                 pribumi yang duduk sebagai wakil rakyat di Volksraad, salah satunya

                    peristiwa di kapal             M.H. Thamrin, ketua Fraksi Nasional sekaligus tokoh Parindra, ia
                    Zeven Provinciën               melontarkan kritiknya yang teramat pedas kepada pemerintah kolonial
                                                   Hindia Belanda dalam mengatasi peristiwa di kapan Zeven Provinciën
                    maka pemerintah                ini, pada pidatonya Thamrin mengatakan “Peristiwa ini membuktikan
                          memutuskan               betapa pemerintah Hindia Belanda Tidak Bertuhan”. Pidato ini di

                   kalau peristiwa itu             ucapkan dalam sidang Volksraad, bukan di rapat umum ataupun di
                                                              377
                      disebabkan oleh              surat kabar.
                                                         Kasus Candrabumi ini muncul di Volksraad periode sidang
                      perlawanan dari              1932-1933, tepatnya pada sidang tanggal 20 Februari, dan segera
                       bangsa Pribumi              timbul perdebatan antara Mr. G. Vonk dengan Fraksi Nasional.

                        Indonesia, dan             Menurut Vonk, apa yang telah ditulis oleh Candrabumi mengundang
               perlawanan itu harus                solidaritas anggota angkatan laut Belanda dan Hindia Belanda dengan
                                                   pangkat lebih rendah dalam peristiwa penangkapan kapal perang
                   segera dihentikan.              yang memenuhi syarat tuduhan 153 bis. Fraksi Nasional mengingatkan
                                                   pandangan sebelumnya tentang Pasal 153 bis ini dan menyatakan
                                                   bahwa editor  Soeara Oemoem hanya membeberkan beberapa
                                                   pandangan obyektif. Hal itu sekedar mempertimbangkan jika terjadi
                                                   sesuatu, bahkan pemerintah tidak bisa menduganya apa, menyusul
                                                   sesuatu  penyelesaian kekerasan  terhadap  suatu pemberontakan.
                                                   Memotong analisis semacam itu dari keseluruhannya untuk menuduh
                                                   si penulis, maka dengan sendirinya menjadi hak istimewa pemerintah.
                                                   Tetapi, Fraksi Nasional mempertanyakan, adakah yang berwenang


                                                   376   Ibid.
                                                   377   Ibid.



                                                   181






         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   181                                                               11/18/19   4:50 AM
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189