Page 186 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 186

Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942




                                                   dan tetap menggunakan metode yang tepat untuk melawan kekuatan
                                                   kapitalisme kolonial.
                                                         Penuh dengan gambaran modern, bersatunya kembali Front
                                                   Sawo Matang dalam  perjuangan menentang  kulit putih,  secara
                                                   diametrik berlawanan dengan pihak sana. Sukarno yang sejak muda
                                                   memperkaya dirinya dengan impian luas, hidup di lingkungan yang
                                                   akrab dengan wayang Jawa dan Bali, dengan tidak ragu memberikan
                                                   gambaran penuh arti dari masa lampau yang gemilang, yang penuh
                                                   dengan kekerasan dan perkelahian tanpa henti. Selain permasalahan
                                                   brosur, masih terdapat satu masalah lagi. Bagaimanapun, tidaklah
                                                   mungkin untuk merebut kekuasaan Belanda yang ingin mengambil
                                                   langkah untuk mengendalikan pergerakan nonkooperatif yang
                                                   radikal,  atau  bahkan  menindasnya  dengan  cepat.  Mengherankan
                       Penuh dengan
                                                   bahwa sementara itu PNI Baru, serta Premi dan PSII di Sumatera
                 gambaran modern,                  Barat memperoleh perhatian khusus dari pemerintah. Kegiatan
                 bersatunya kembali                cabang-cabang partai nonkooperatif dari Permi dan PSII diamati

                 Front Sawo Matang                 dengan cermat karena di daerah itu belum lama berselang terjadi
                                                   pemberontakan PKI.  PNI Baru, dengan pesan-pesan bernada marxist,
                                                                      381
                   dalam perjuangan
                                                   tetap sangat dicurigai sejak permulaan. Perjalanan Hatta belakangan
                     menentang kulit               ke Jepang agaknya juga membuat Pemerintah Kolonial tidak senang.
             putih, secara diametrik                     Para  pejabat  Pemerintah  Kolonial  Hindia  Belanda  seolah

                berlawanan dengan                  ketakutan dengan kaum nasionalis Partindo dan PNI Baru, seperti
                                                   halnya PBI yang dalam kenyataannya merupakan organisasi dengan
                            pihak sana.
                                                   basis perkotaan. Mereka utamanya menggunakan gejolak pedalaman,
                                                   khususnya di daerah tersebut, juga krisis yang  menyebabkan
                                                   dikuranginya jumlah buruh dan upahnya, serta sewa tanah petani.
                                                   Selanjutnya, polisi membicarakan tentang Kongres Rukun Tani di
                                                   Surabaya pada 8-9 Juli 1933, suatu organisasi yang dapat menghimpun
                                                   20.000 anggota. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar pimpinan
                                                   yang hadir bukan petani yang termasuk golongan kelas menengah
                                                   dan penganggur, demikian seperti tercantum dalam survey polisi
                                                   politik atau Politiek-Politioneele Oversichten (PPO). Para wakil dewan
                                                   di Fraksi Nasional juga melakukan pertemuan dengan pejabat setempat
                                                   ketika Gedung Nasional Sutomo tiba-tiba ditutup, sehingga kemudian
                                                   dilaporkan ke Volksraad pada 13 Juli 1933 agar gedung itu dapat
                                                   dipergunakan kembali, namun tidak dicapai persetujuan. 382
                                                         Pada 31 Juli sampai dengan 1 Agustus 1933, Sukarno ditangkap di
                                                   jalan raya di depan rumah kediaman Thamrin di Sawah Besar, Batavia.
                                                   381   Algemeene Secretarie akhir Juni-Agustus, 1933
                                                   382  Handelingen Volksraad 1933-1934, hlm. 154



                                                   183






         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   183                                                               11/18/19   4:50 AM
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191