Page 185 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 185
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
untuk menyetujui upaya menghalangi korban yang pada tengah malam
diseret dari tempat tidurnya itu untuk dikunjungi istrinya, untuk
membaca dan merokok di selnya? Vonk menolak menjawab, dengan
alasan bahwa kasus itu sudah diajukan ke pengadilan, atau sub judice. 378
Meskipun usul dari Fraksi Nasional tersebut diterima untuk
diagendakan pada 4 April 1933 pada sidang Gedelegeerden sebagai
interpelasi, hal itu diperlakukan kasar oleh Mr. Vonk, wakil pemerintah
bidang kepolisian. Dirinya menyatakan bahwa seluruh kegiatan yang
telah dilakukan polisi bertujuan untuk menciptakan ketenangan dan
bukannya menyebarkan ketegangan. Pernyataan itu mendapatkan
dukungan ramai. Merasakan suasana demikian, maka Vonk lebih lanjut
meminta para anggota Fraksi Nasional untuk memeriksa kembali
sumber-sumber yang membuatnya berpihak pada elemen kaum
pergerakan pribumi. Dalam jawabannya, Fraksi Nasional yang diwakili
oleh Thamrin menyatakan untuk menenangkan pihaknya, tetapi tetap
mengancam polisi dan VC Fruin yang pada akhirnya memicu keresahan
di kalangan penduduk Indonesia. Hal itu membuatnya memutuskan
untuk tidak lagi mengajukan mosi mengenai masalah tersebut, lalu
dewan mengeluarkannya dari pembicaraan. 379
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda menyimpan perhatian lebih
terhadap kegiatan Partindo, sementara pengawasan terhadap Sukarno
menjadi meningkat. Mereka terganggu dengan brosur Sukarno yang
Meskipun usul dari berjudul Mencapai Indonesia Merdeka, yang disusunnya pada akhir
Fraksi Nasional Maret 1933. Brosur ini merupakan kontribusi terpenting Sukarno dalam
tersebut diterima khasanah polemik nasionalisme Indonesia, sejak pembebasannya dari
penjara Sukamiskin, yang sesungguhnya sama kuatnya dengan pidato
untuk diagendakan pembelaannya pada akhir 1930 yang berjudul Indonesia Menggugat.
pada 4 April 1933 Seperti halnya pembelaan Sukarno yang terdiri dari 60.000 kata
pada sidang tersebut, brosurnya kali itu juga menggunakan data resmi yang secara
Gedelegeerden luas menjadikan argumennya padat. Di situlah Sukarno menguraikan
tentang kejahatan imperealisme dalam bentuk politik pintu terbuka,
sebagai interpelasi, serta mengecam seluruh sistem kolonialisme yang menciptakan
hal itu diperlakukan surplus kapital yang tanpa henti memeliharanya, dan secara sistematis
380
kasar oleh Mr. Vonk, menguras potensi dan sumber kekayaan rakyat dan negeri setempat.
wakil pemerintah Dengan demikian, seperti sebelum 1930, Sukarno dalam brosurnya
pada tahun 1933 dengan argumen yang kuat menyatakan perjuangan
bidang kepolisian. kaum nasionalis, dipersiapkan dengan kuat oleh aksi massa bersama,
378 Handelingen Volksraad 1932-1933, hlm. 2695-2696
379 Handelingen Volksraad 1933-1934, hlm. 164-165
380 Soeloeh Indonesia Moeda, No.2, Juni 1932
dpr.go.id 182
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 182 11/18/19 4:50 AM