Page 211 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 211

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   kurang adanya perhatian dan keseriusan dari pemerintah. Akan tetapi,
                                                   Ketua W.H. van Helsdingen menyatakan bahwa tidak hadirnya pejabat
                                                   tersebut disebabkan oleh karena petisi tidak memerlukannya. Selama
                                                   perdebatan, seperti biasa terjadi perang tarik tambang antara kekuatan
                                                   progresif dengan konservatif. Kelompok konservatif seperti Verboom
                                                   dari VC, Keertesns dari IKP, Van Helsdingen dan Notosutarso dari CSP
                                                   mengecam usul petisi dan menganggapnya sebagai suatu gagasan
                                                   yang prematur dan kurang berlandaskan politik, atau bahkan moral.
                                                   Pada pokoknya, alasan mereka ini ialah bahwa Indonesia sama sekali
                                                   tidak siap untuk menerima status otonomi dalam segala bentuknya. 450
                                                         Pengikut dekat Colijn, Pemimpin CSP, C.C. van Helsdingen,
                                                   meragukan apakah terdapat moral Kristen seperti kehormatan,
                                                   integritas, dan loyalitas yang berlaku umum di Indonesia. Apakah
                                                   hal-hal ini cukup mendasari pemikiran masyarakat Indonesia untuk
                                                   mengatasi dan menghancurkan bentuk-bentuk nepotisme pribumi,
                                                   serta adanya sifat buruk dan jahat yang dapat mempengaruhinya.
                                                   Dengan sesal yang dalam, ia menyimpulkan bahwa komunitas pribumi
                                                   Indonesia secara keseluruhan mendapatkan pertimbangan publik
                                                   yang gagal bereaksi dengan kuat terhadap nilai-nilai moral yang
                                                   berlaku di masyarakat Belanda yang masih dipengaruhi oleh moral
                                                   Kristen.  Sadar akan rasa tidak puas terhadap hubungan yang ada
                                                           451
                                                   antara Hindia Belanda dan Belanda, Rup dari PEB dan Kerstens dari

                      Hermen Kartowisastro dari    IKP menyadarkan untuk menghidupkan, bukan suatu konferensi,
                      Semarang, seorang anggota    tetapi suatu komisi negara tentang urusan konstitusional yang isunya
                         Volksraad dari golongan
                                                                                            452
                                       pribumi     pernah diangkat oleh Colijn pada tahun 1928.  Hermen Kartowisastro
                               [Sumber: KITLV 116412]  dari Vereeninging van Ambtenaren bij de Inlandsche Bestursdienst
                                                   (VAIB) atau Persatuan Pegawai Negeri, mencoba menempuh jalan
                                                   tengah. Dengan menyambut kemungkinan perubahan konstitusi yang
                                                   menyangkut hubungan dua negeri, ia tidak menghendaki hubungan
                                                   dengan kerajaan ataupun organisasi pemerintah yang ada ini rusak. 453
                                                         De Hoog, pimpinan kelompok Eropa terbesar, dekat dengan
                                                   pendapat ini. Ia berharap Rijksraad dapat menjadi obat mujarab untuk
                                                   menjamin terciptanya otonomi Hindia Belanda dalam Imperium
                                                   Belanda. Ia akan menyokong pengusulan ini karena usul tersebut
                                                   merupakan langkah pertama bagi terciptanya suatu pemerintahan
                                                   sendiri, meskipun bukan dalam kerangka kemerdekaan.  Semuanya
                                                                                                       454

                                                   450  Handelingen Volksraad 1936-1937, hlm. 1506-1546
                                                   451   Handelingen Volksraad 1936-1937, hlm. 1672
                                                   452  Handelingen Volksraad 1936-1937, hlm. 1517-1525
                                                   453  Handelingen Volksraad 1936-1937, hlm. 1693
                                                   454  Handelingen Volksraad 1936-1937, hlm. 1544-1545



                                       dpr.go.id   208





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   208                                                               11/18/19   4:50 AM
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216