Page 215 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 215

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                         Pembukaan pidato Thamrin diawali dengan pengumuman
                                                   penggunaan bahasa Melayu dengan isi pidato yang sebenarnya terkait
                                                   dengan beberapa hal, antara lain persoalan politik, ekonomi, dan
                                                   keuangan. Seperti yang diungkapkan Thamrin dalam kalimat penutup
                                                   pidatonya:

                                                                    “Akan kami menoetoep pemandangan oemoem
                                                               tentang rentjangan oentoek 1939 ini, hendaknja kami
                                                               memadjoekan kesimpoelan:


                                                              a.   Tentang sikap politiek.
                                                                 Soepaja Pemerintah bersama-sama wakil Ra’jat
                                                                 mentjari djalan oentoek bekerdja bersama-sama
                                                                 jang sesoeai dan selaras dengan tjita-tjita dan
                                                                 angan-angan ra’jat.
                                                              b.   Tentang sikap economie.
                                                                 Soepaja mementingkan economie ra’jat dan
                                                                 mengingat bahwa ra’jat asli boekan sadja
                                                                 diperlindoengkan akan tetapi soepaja
                                                                 ditoendjang dan dimadjoekan;
                   Ilustrasi yang menggambarkan
                   serah terima jabatan Gubernur              c.   Tentang sikap keoeangan.
                      Jenderal dari de Jonge (kiri)              Mengentengkan beban ra’jat dan mendjaga
                        kepada van Starkenborgh
                                   Stachouwer.                   djangan hasil dan kekajaan Indonesia mengalir
                      [Sumber: Bataviaasch nieuwsblad, 16        keloear oentoek negeri dan bangsa Asing.” 461
                                   September 1936]

                                                         Pengumuman ini menimbulkan ketegangan, baik di dalam
                                                   maupun di luar Volksraad. Namun, pemerintah memutuskan untuk
                                                   mengambil sikap setuju dan tidak membiarkan dirinya diprovokasi.
                                                   Dewan Hindia-Belanda, Ketua Volksraad W.H. van Helsdingen, dan juga
                                                   Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jhr. A.W.L. Tjarda van Starkenborg
                                                   Stachouwer memperlihatkan rasa khawatir pada propaganda politik
                                                   yang akan timbul karena pemakaian bahasa Melayu oleh para anggota
                                                   Volksraad yang mampu, dan bahkan sesungguhnya sangat mampu
                                                   berbahasa Belanda. Demikian juga kekhawatiran terhadap pers
                                                   Melayu yang dapat mempublikasikan semua pidato yang disampaikan
                                                   tanpa dapat disensor sebelumnya dari segala ungkapan yang tidak
                                                   dikehendaki. Selanjutnya, keberatan terhadap alasan praktis, sebagai
                                                   akibat diizinkannya bahasa Melayu, muncul dari sebagian orang Eropa

                                                   461   Ibid., hlm. 272




                                       dpr.go.id   212





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   212                                                               11/18/19   4:50 AM
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220