Page 216 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 216
Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942
yang tidak bersedia untuk mengikuti debat-debat dalam Volksraad
hingga keteraturan dan tata tertib dapat ditegakkan di persidangan
oleh ketua. Proses penerjemahan tentu berjalan lambat, sementara
biaya penerjemahan tentu mahal. 462
Sidang pembukaan Kasus penolakan terhadap Petisi Sutarjo merupakan pukulan
Volksraad tahun 1938. hebat bagi kaum pergerakan pada umumnya, terutama bagi mereka
[Sumber: Bataviaasch nieuwsblad, yang beraliran moderat. Gagalnya perjuangan terhadap Petisi
15 Juni 1938]
Sutarjo, yang didukung oleh kalangan pergerakan nasional, telah
menjadi cambuk bagi kaum pergerakan nasional untuk menuntut dan
menyusun kembali barisan dalam wadah organisasi persatuan, yakni
Gabungan Politik Indonesia (GAPI), yang secara terbuka menuntut
“Indonesia Berparlemen”. 463
Kegagalan Petisi Sutarjo merupakan sebuah titik balik dari sikap
kooperatif rakyat terhadap Pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang
berlandaskan pada ketidakpercayaan yang sudah menumpuk, yang
di kemudian hari memunculkan beberapa gagasan untuk membawa
pergerakan ke arah yang lebih kuat demi mengupayakan hak otonomi
secara utuh.
462 Lihat Kees Groeneboer, 1993, Weg tot het Westen. Het Nederlands voor Indie 1600-1950 (Leiden:
KITLV)
463 Atashendartini Habsjah, Op.Cit., hlm. 191
213
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 213 11/18/19 4:50 AM