Page 261 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 261
Chuo S angi-In 1942 – 1945
4. Ki Hajar Dewantara
5. Kiai Haji Abdul Halim
6. Drs. Mohammad Hatta
7. Prof. Husein Jayadiningrat
8. R.M.A.A. Kusumo Utoyo
9. Liem Thwan Tik
10. Kiai Hadji Mas Mansur
11. Oey Tiong Tjoei
12. Oey Tjong Hauw
13. R. Otto Iskandar Dinata
Dalam konferensi itu 14. R. Ruslan Wongsokusumo
dibicarakan masalah 15. dr. Samsi Sastrawidagda
hubungan tertutup 16. Mr. R. Samsudin
antara Jepang, 17. Mr. R. Sartono
18. R. Sukarjo Wiryopranoto
Manchukuo, Cina, 19. Ir. Soekarno
Filipina, Thailand 20. P.A. Suryodiningrat
dan Burma. Hal ini 21. R. Panji Suroso
mengecewakan 22. Kiai Haji Wahid Hasyim
23. K.R.M.T.H. Wuryaningrat
orang-orang
Indonesia ... Di antara anggota yang diangkat, maupun yang ditunjuk untuk
mewakili daerah, terdapat 21 orang dari golongan nasionalis. Hal
ini menunjukkan bahwa kedudukan kaum nasionalis lebih baik, jika
dibandingkan dengan kedudukannya dalam Volksraad pada masa
sebelumnya. Selain itu, dari golongan Islam terdapat enam orang yang
terpilih, sementara dari golongan Pangreh Praja, yang sesungguhnya
tidak akan diikutsertakan, ternyata setelah diumumkan terdapat
nama-nama anggota sebanyak delapan orang. Lalu, terdapat tiga
orang non-Indonesia (Cina). Pada sidang pertama Chuo Sangi-in
tanggal 1 Juli 1943, dilantiklah secara resmi Ketua Chuo Sangi-in,
yaitu Ir. Soekarno, serta dua Wakil Ketua, yaitu R.M.A.A. Kusumo
Utoyo dan dr. Buntaran Martoatmojo. Pelantikan dilakukan oleh
Zimukyokucho. Pada tanggal 5–6 November 1943 di Tokyo, diadakan
Konferensi Asia Timur Raya. Indonesia tidak diundang, namun hanya
sebagai peninjau. Dalam konferensi itu dibicarakan masalah hubungan
tertutup antara Jepang, Manchukuo, Cina, Filipina, Thailand dan
Burma. Hal ini mengecewakan orang-orang Indonesia yang ketika
itu merasa sebagai salah satu anggota Asia Timur Raya. Maka, untuk
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 259
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 259 11/18/19 4:51 AM