Page 262 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 262
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
menghilangkan rasa, serta menarik perhatian orang-orang Indonesia,
diumumkan oleh Pemerintah Militer (Gunsei) bahwa beberapa tokoh
“diundang sebagai delegasi Indonesia ke Tokyo, yang terdiri dari
Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan K.H. Bagus Hadikusumo,
diantarkan oleh dua orang Jepang, yaitu Miyoshi dan Terada Kuchi
untuk menyatakan terima kasih pada Tenno Heika atas kemurahan
hatinya atas kesempatan untuk bekerja sama dalam pemerintahan
militer”. Delegasi Chuo Sangi-in tersebut tiba di Tokyo pada tanggal
15 November 1943. Seluruh surat kabar di Indonesia menyiarkan
kunjungan ini. Begitu pula dengan Kantor Penerangan di Tokyo yang
mengumumkan kunjungan ini, bahwa atas nama seluruh penduduk
Indonesia, delegasi menyatakan terima kasihnya atas diberikannya
kesempatan untuk bekerja sama dengan pemerintah Jepang.
Selama kunjungan delegasi Chuo Sangi-in ini di Jepang, orang
Jepang memperlakukan mereka secara berlebihan. Selain itu, mereka
diperlihatkan pabrik-pabrik baja, amunisi, serta kapal dengan produksi
penuh, untuk kepentingan perang. Pada kesempatan pertemuan
dengan Perdana Menteri Tojo di Tokyo, Soekarno meminta keterangan
kepada Tojo mengenai status Indonesia. la juga mengulang permintaan
para nasionalis Indonesia agar diizinkan untuk mengibarkan bendera
“Sang Merah Putih”, menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”,
serta mendesak agar Indonesia dapat disatukan di bawah satu
pemerintahan. Namun, semua permintaan tersebut ditolak. Tojo tidak
dapat memberi jaminan kepada Soekarno, kecuali sesudah Jepang
menang atas Sekutu dalam peperangan, maka barulah pemerintah
Jepang akan berusaha memenuhi permintaan para nasionalis. Demikian
jawaban yang diberikan oleh Perdana Menteri Tojo.
Selama Setelah satu tahun masa keanggotaan Chuo Sangi-in, pada
kunjungan delegasi tanggal 5 September 1944 dikeluarkanlah Osamu Seirei No. 36 tentang
tindakan istimewa terhadap lamanya masa jabatan keanggotaan
Chuo Sangi-in Chuo Sangi-in, serta Shu dan Tokubetsu-shi, yaitu lamanya jabatan
ini di Jepang, dilanjutkan atau diperpanjang selama satu tahun, terhitung mulai
orang Jepang bulan Oktober 1944. Peraturan ini berlaku sejak diumumkannya pada
memperlakukan tanggal 5 September 1944. Situasi perang yang semakin memburuk
bagi kedudukan Jepang mengharuskan Jepang untuk mengambil
mereka secara tindakan guna mempertahankan pengaruhnya di antara penduduk
berlebihan. Indonesia. Maka, berdasarkan Sidang Istimewa ke-SS Parlemen Jepang
di Tokyo, pada tanggal 7 September 1944, dinyatakan oleh Perdana
Menteri Koiso kepada seluruh dunia bahwa Hindia Timur (Indonesia)
dpr.go.id 260
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 260 11/18/19 4:51 AM