Page 270 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 270
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
melindungi prajurit Peta dan Heiho, maka pada tanggal 8 Desember
1943 dibentuk Chuo Honbu (Kantor Pusat) di Jakarta, Chuo Honbu di
masing-masing Shu, dan Shibu (Kantor Cabang) di masing-masing
ken dan gun. Tugas badan ini adalah untuk mengadakan propaganda
pembelaan tanah air. Selain itu, pada tanggal 11 November 1943,
diadakan latihan militer bagi guru-guru sekolah menengah dan
sekolah tinggi selama satu bulan, agar setelah mereka kembali ke
tempat masing-masing, mereka dapat mengajarkan latihan militer
yang didapatnya kepada murid-muridnya.
Dalam hal yang menyangkut kehidupan rakyat, selain pangan,
yang juga penting adalah masalah sandang. Pada jaman penjajahan
Belanda, masalah sandang di Hindia Belanda sangat tergantung pada
impor dari negeri Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, untuk
mengatasi hal tersebut, diusahakan untuk mengadakan percobaan
penanaman kapas dan usaha lain karena pada masa pendudukan ini
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang sandang mengalami
kekurangan bahan baku, maka usaha tersebut lambat laun ditutup.
Percobaan mencari pengganti benang kapas dilakukan secara intensif.
Bahkan karena keadaan ekonomi yang semakin buruk bagi rakyat,
banyak di antara mereka yang mengganti pakaiannya dengan karung,
bahkan lembaran karet. Pada bulan April 1944, oleh pemerintah
pendudukan diadakan pekan pengumpulan pakaian untuk rakyat jelata.
Dalam usaha memperbesar produksi hasil bumi, petanilah
yang mendapat beban paling berat. Pada usaha itu, petani hanya
diperbolehkan untuk mengambil 40 persen dari hasil setiap panen.
Bagian yang 30 persen harus diserahkan kepada pemerintah melalui
Kumiai (organisasi pembelian beras), yang kemudian akan dibeli dengan
harga yang telah ditentukan pemerintah, sementara 30 persennya lagi
Dalam usaha diserahkan untuk bibit yang harus diserahkan kepada lumbung desa.
memperbesar Hal ini menyebabkan para petani tidak mempunyai cukup beras untuk
produksi hasil dirinya sendiri. Di samping itu, kadang-kadang mereka dipaksa untuk
menjadi romusha. Keadaan ini merupakan tindakan yang berlawanan
bumi, petanilah dengan gagasan untuk meningkatkan produksi untuk masyarakat.
yang mendapat Bagi rakyat, tindakan pemerintah Jepang telah mengakibatkan
beban paling kesengsaraan yang berlipat ganda. Tindakan-tindakan yang dilakukan
berat. oleh Pemerintah Pendudukan Jepang yang didasarkan keputusan Chuo
Sangi-in ini memperlihatkan bahwa, secara tidak disadari ataupun
disengaja, keputusan Chuo Sangi-in lebih banyak membawa akibat
yang merugikan bagi rakyat Jawa. Hal ini terutama tampak dalam
dpr.go.id 268
A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd 268 11/18/19 4:51 AM