Page 269 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 269

Chuo S angi-In 1942 – 1945



                                                   sendiri, pembuatan sabun, dan penyediaan alat-alat pertanian. Semua
                                                   jawaban atau keputusan Bunkakai tersebut di atas didasarkan atas
                                                   penjelasan Somubucho. Untuk menyusun keempat keputusan tersebut,
                                                   sebagai jawaban atas pertanyaan Saiko Shikikan, maka Ketua Chuo
                                                   Sangi-in membentuk Panitia Istimewa atau Tokubetsu Iinkai. Pada
                                                   tanggal 20 Oktober 1943, telah disepakati jawaban atas pertanyaan
                                                   Saiko Shikikan sebagai berikut:
                                                         1.   Memperkuat dan melindungi para prajurit Peta dan Heiho;
                                                         2.  Menggerakkan tenaga kerja untuk keperluan masyarakat dan
                                                            perang;
                                                         3.  Meneguhkan susunan penghidupan masyarakat dalam masa
                                                            perang; dan
                                                         4.  Memperbanyak hasil bumi.
                                                         Keputusan Chuo Sangi-in yang mendapat perhatian utama dari
                                                   Saiko Shikikan adalah mengenai usaha menggerakkan tenaga pekerja
                                                   untuk kepentingan masyarakat dan pemerintah. Sehubungan dengan
                                                   itu, pada 5 dan 6 November 1943 diadakan pertemuan Naiseibucho
                                                   (para kepala pangreh praja) dari masing-masing Shu di Jawa, untuk

                          Sejak tahun              membicarakan tindakan apa yang akan diambil untuk memenuhi
                        1943, Jepang               putusan tersebut.
                                                         Sejak tahun 1943, Jepang mengadakan propaganda yang
                        mengadakan                 menyatakan bahwa romusha adalah “prajurit pekerja” atau “prajurit
                  propaganda yang                  ekonomi” yang digambarkan sebagai orang yang menunaikan tugas

                         menyatakan                suci untuk Angkatan Perang Jepang. Pada kenyataannya, mereka
                   bahwa romusha                   tidak lebih adalah budak. Diperkirakan jumlah mereka yang dikirim
                                                   ke luar Jawa adalah kira-kira 300,000 orang, walaupun menurut
                     adalah “prajurit              Kepala Pemerintahan Militer di Jawa, Yamamoto, jumlah tenaga kerja
                        pekerja” atau              yang dikirim jumlahnya adalah sekitar 140,000 sampai 160,000 orang

                 “prajurit ekonomi”                saja. Pada bulan November 1943, didirikan Romukyokai (Perhimpunan
                yang digambarkan                   Tenaga Kerja) di daerah-daerah. Dalam usaha mengerahkan rakyat
                                                   pedesaan, pada bulan Januari 1944, Jepang memperkenalkan wadah
                      sebagai orang                baru, yaitu Tonarigumi (Rukun Tetangga). Tonarigumi ini merupakan
                 yang menunaikan                   usaha Jepang yang paling ambisius untuk menembus desa-desa dan

                   tugas suci untuk                guna memobilisasi kaum petani untuk keperluan perang. Lalu, untuk
                  Angkatan Perang                  menjamin berfungsinya badan itu, Jepang memilih orang-orang
                                                   yang agak terkemuka di desa bersangkutan untuk menjadi Kepala
                               Jepang.             Tonarigumi, misalnya para pemuka agama atau adat, dan Iain-lain.
                                                   Sebagai tindakan yang diambil Pemerintah Pendudukan Militer
                                                   Jepang terhadap jawaban Chuo Sangi-in tentang hal memperkuat dan





                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   267
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd   267                                                          11/18/19   4:51 AM
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274