Page 274 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 274

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   berbakti, mencapai penyerahan bahan makanan dengan mudah, dan
                                                   mengadakan pembagian yang sempurna pada rakyat, diusulkan agar
                                                   pemerintah dapat menetapkan jumlah yang harus diserahkan dan
                                                   jumlah yang perlu dipertahankan bagi keperluan tiap daerah secara
                                                   adil. Pada saat itu, walaupun sidang dihadiri oleh beberapa orang
                                                   Jepang, mereka tidak dapat mengikuti pembicaraan Chuo Sangi-in,
                                                   terutama perundingan-perundingan Panitia Istimewa, karena mereka
                                                   tidak mengerti bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pengantar dalam
                                                   sidang tersebut. Baru setelah laporan Panitia Istimewa diserahkan
                                                   kepada tsuyuku untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, usul Mr.
                                                   Samsudin ternyata menimbulkan masalah. Hal itu nampak pada sidang
                                                   hari terakhir ketika, seperti biasanya, Somubucho menyampaikan
                                                   pidato penutupan sidang. Setelah menyampaikan terima kasih atas
                                                   putusan sidang Chuo Sangi-in, dikatakannya dengan nada keras
                                                   kepada seluruh anggota Chuo Sangi-in bahwa, “... para anggota
                                                   bukannya bersidang untuk mempertunjukkan kecakapan berpidato
                                                   atau mengritik saja.”.
                                                         Baginya, banyak di antara anggota yang masih bersikap
                                                   kanak-kanak dan tidak dapat merasakan kegentingan di Jawa.
                                                   Sebagai penutup, ia kembali memperingatkan agar di kemudian hari
                                                   hendaknya para anggota tetap fokus dalam pokok pembicaraan. Akhir
                                                   peristiwa tersebut di atas tentu sudah dapat diduga, seperti kebiasaan
                                                   Pemerintah Pendudukan Militer Jepang. Tidak lama sesudah peristiwa
                                                   itu, Mr. Samsudin diangkat menjadi Shicho di Sukabumi. Maka dengan
                                                   pengangkatan ini, ia terpaksa berhenti sebagai anggota Chuo Sangi-in.
                                                   Cara ini merupakan cara yang jitu untuk menutup suara yang tidak
                             Baginya,              diinginkan.

                   banyak di antara                      Selanjutnya,  untuk menjawab pertanyaan  Saiko Shikikan,
                      anggota yang                 telah dibentuk dua Bunkakai. Setelah mengadakan perundingannya,

                     masih bersikap                Bunkakai I menghasilkan keputusan sebagai berikut: Pertama, dalam
                        kanak-kanak                memperteguh persiapan mencegah serangan dadakan oleh musuh,
                                                   harus diambil tindakan untuk memperdalam kesadaran rakyat di
                    dan tidak dapat                berbagai tempat tentang perlunya mencegah atau menangkis usaha
                          merasakan                serangan dadakan musuh. Untuk kepentingan itu, para pemimpin

                        kegentingan                harus memberikan penerangan akan arti dari Perang Asia Timur Raya
                              di Jawa.             yang sebenarnya, misalnya dengan menggunakan kesempatan, seperti
                                                   dalam pertemuan-pertemuan, atau melalui perhimpunan Tonarigumi
                                                   atau badan-badan lain. Selain itu, sebaiknya di perusahaan-perusahaan
                                                   atau di pabrik-pabrik diadakan penjagaan untuk mengawasi





                                       dpr.go.id   272





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd   272                                                          11/18/19   4:51 AM
   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279