Page 30 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 30

Volk sr aad 1918 – 1931



                                                   di bawah kekuasaan Belanda dan siap membantu menghadapi musuh
                                                   dari manapun “selama Belanda memerintah dengan adil dan baik”. 43
                                                         Pernyataan Muis menimbulkan kerisauan dari pihak Belanda
                                                   yang menjadi penanggung jawab para delegasi ini. Idenburg, yang
                                                   sangat khawatir dengan pandangan Muis, menuliskan laporan kepada
                                                   Gubernur Jenderal dengan nada pesimistis karena gagalnya misi
                                                   delegasi. “Tidak seorang pun di antara mereka yang berbicara atas
                                                   nama delegasi. Mereka masing-masing lebih banyak menyuarakan
                                                   kepentingan sendiri dan pemerintah tidak berhasil mengajukan usul
                                                   konkret apa pun kepada mereka,” tulis Idenburg dalam laporannya
                                                   tanggal 15 Mei 1917. 44
                                                         Sebenarnya, di luar dari pandangan kontroversial Abdul Muis
                                                   dan beberapa anggota delegasi lainnya yang menimbulkan rasa jengkel
                                                   bagi beberapa kalangan orang Belanda, aksi-aksi tersebut tidak
                                                   berpengaruh terhadap langkah Staten Generaal dalam mengambil
                                                   keputusan. Persoalan milisi, kemungkinannya bagi pihak Belanda,
                                                   bukanlah persoalan penting. Komponen-komponen yang menjadi
                                                   penting adalah keraguan yang ada pada pokok sistem tersebut, jika
                                                   benar-benar dilaksanakan, serta faktor oposisi partai sayap kiri di
                                                   Staten Generaal yang tidak tertarik pada konsep pertahanan Hindia,
                                                   sehingga usulan soal milisi tidak mendapatkan dukungan penuh dalam
                                                   Parlemen Belanda. 45
                     Gambar 2. Abdul Muis, c. 1916       Maka, adalah jelas bahwa persoalan milisi bukan sasaran pokok
                           [Sumber: KITLV 7814]
                                                   yang ingin dicapai para delegasi. Tujuan rakyat pribumi melalui
                                                   perwakilan ini sebenarnya adalah munculnya perundang-undangan
                                                   yang dapat menjamin terbentuknya parlemen sendiri. Gubernur
                                                   Jenderal Hindia-Belanda sendiri pun sangat memperhatikan persoalan
                                                   ini. Hal ini diperlihatkan dalam surat-suratnya yang ditujukan kepada
                                                   Menteri Urusan Tanah Jajahan, supaya penyelesaian terhadap
                                                   persoalan perundang-undangan itu dapat diselesaikan dengan cepat.
                                                   Surat-menyurat tersebut dilakukan sejak bulan Juli hingga undang-
                                                   undang tersebut akhirnya disahkan pada bulan Desember 1916. 46
                                                         Pembahasan mengenai perundang-undangan untuk
                                                   pembentukan parlemen di Hindia-Belanda sebenarnya sudah
                                                   dibicarakan pada periode sebelumnya. Hal tersebut merupakan
                                                   konsekuensi dari pemberian otonomi kepada Hindia-Belanda. Salah


                                                   43   Ibid., hlm. 188
                                                   44   Ibid.
                                                   45   Ibid., hlm. 189
                                                   46   Ibid.




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   25
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd   25                                                               11/18/19   4:48 AM
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35