Page 25 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 25

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                               dalam  dewan-dewan  tersebut,  namun  apalah
                                                               artinya segelintir anggota itu dibandingkan dengan
                                                               penduduk yang sedemikian besarnya?” 30


                                                         Pendapat Cokroaminoto sangat kuat terhadap hal ini, yaitu
                                                   bahwa dewan perwakilan dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar
                                                   atau sekolah yang harus membuka pintu, terutama bagi kalangan
                                                   Bumiputra yang terpelajar. Untuk itu, Cokroaminoto menambahkan:


                                                               “Koloniale Raad dalam proyeknya telah siap, dan
                                                         bilamana gedung itu akan didirikan di sana, di Batavia,
                                                         maka rakyat harus mengirimkan para pemimpinnya
                                                         ke sana untuk mengikuti pelajaran di situ. Tentang
                                                         gemeenteraden (Dewan Kota Praja),  geweestelijke
                                                         raden (Dewan Daerah), dan Koloniale Raad kita akan
                                                         membicarakannya lebih lanjut.” 31


                                                   2.4   Situasi di Luar Hindia dan Isu Indië

                                                   Weerbaar
                                                         Beberapa tahun menjelang meletusnya Perang Dunia I pada 1914,
                                                   Pemerintah Kolonial sangat mengutamakan pembangunan pertahanan
                             Pada 1912,            laut di Hindia-Belanda. Sementara itu, usulan untuk memperkuat

                     muncul pertama                pasukan darat tidak lagi mendapatkan perhatian. Ketika Pemerintah
                    kali usulan untuk              Kolonial menyadari adanya kemungkinan serangan militer, mereka
                                                   mulai berpikir bahwa usaha untuk mempertahankan wilayah Hindia-
                     memberlakukan
                                                   Belanda yang luas merupakan usaha sia-sia dengan jumlah pasukan
                           sistem milisi           yang ada. Persoalannya ada pada anggaran. Untuk mengurus pasukan

                                pribumi.           reguler di Hindia-Belanda sendiri sesungguhnya sudah merupakan
                                                   masalah, terlebih jika harus menambah pasukan reguler dalam waktu
                                                   singkat. Kalaupun tersedia dana untuk membiayai pasukan tambahan,
                                                   jumlah pasukan yang diharapkan tidak akan banyak sebanyak itu.
                                                   Oleh karena itu, perlu ada perekrutan milisi pribumi yang terdiri
                                                   dari pasukan non-reguler. Persoalan ini dikenal dengan nama Indië
                                                   Weerbaar (Pertahanan Hindia). 32
                                                         Pada 1912, muncul pertama kali usulan untuk memberlakukan
                                                   sistem milisi pribumi. Usulan ini diajukan oleh seorang komandan



                                                   30   Ibid., hlm. 26
                                                   31   Ibid., hlm. 27-28
                                                   32   Akira Nagazumi, Op.Cit., hlm. 161



                                       dpr.go.id   20





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd   20                                                               11/18/19   4:48 AM
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30