Page 23 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 23

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                         Melalui komite tersebut, Suwardi Suryaningrat pada tahun 1913
                                                   menulis vlugschrift (leaflet) berjudul Als ik eens een Nederlander was
                                                   (“Kalau saya seorang Belanda”). Artikel ini memuat sindiran kepada
                                                   Pemerintah Kolonial atas ketidakadilan yang terjadi di koloni, terkait
                                                   rencana perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis. Akibat
                                                   artikel tersebut, Suryaningrat beserta rekan-rekannya ditahan. Pada
                                                   29 Juli 1913, Cipto Mangunkusumo adalah yang pertama ditangkap di
                                                   kantor redaksi De Express. Lalu, menyusul Suryaningrat ditangkap di
                                                   rumahnya, Abdul Muis di kantor Preangerbode, dan Wignyadisastra,
                                                   yang merupakan pemimpin redaksi  Kaoem Moeda, ditangkap di
                                                   rumahnya. 26
                                                         Artikel Suwardi Suryaningrat dianggap menghina Pemerintah
                                                   Hindia-Belanda dan memicu keresahan di masyarakat karena ia
                                                   menyinggung soal pencabutan Pasal 111 dari RR, serta pembentukan
                                                   dengan segera parlemen di Hindia, seperti dikutip sebagai berikut: “...
                                                   waarbij echter tevens aangedrongen wordt op de buitenwerkingstelling
                                                   van artikel 111 R.R., en op spoedige instelling van een Indisch Parlement
                                                   [... bagaimanapun juga menyerukan untuk mencabut Pasal 111 RR dan
                                                   segera membentuk Parlemen Hindia]”. 27
                       Selain Indische                   Perihal keinginan untuk pembentukan parlemen, kembali
                      Partij, keinginan            ditegaskan oleh Suryaningrat dalam catatan pembelaannya ketika
                  untuk berparlemen                ia sudah ditahan. Ia mengacu pada cita-cita yang diinginkan oleh

                   juga dikemukakan                Indische Partij, yaitu “kebebasan... untuk memerintah diri sendiri
                                                   dengan Parlemen Hindia” (dikutip dari Memorie van verdedeging van
                 oleh Cokroaminoto,                R.M. Soewardi Soerjaningrat 11 Agustus 1913 dalam Onze Verbanning,
                        seorang tokoh              1913). Dalam pembelaannya tersebut, Surjaningrat menggunakan istilah
                         Sarekat Islam.            de volksvertegenwoordiging (perwakilan rakyat). Perwujudan untuk
                                                   cita-cita memiliki parlemen tersebut kiranya dapat terealisasikan
                                                   dalam waktu singkat, sebab menurut Douwes Dekker (1913), mereka
                                                   hanya “tinggal menunggu waktu, tidak lama lagi kalau dihitung dengan
                                                   umur suatu bangsa”. 28
                                                         Selain Indische Partij, keinginan untuk berparlemen juga
                                                   dikemukakan oleh Cokroaminoto, seorang tokoh Sarekat Islam.
                                                   Cokroaminoto mengemukakan hal tersebut dalam pidatonya
                                                   di Kongres Nasional Sarekat Islam I di Bandung 17-24 Juni 1916.
                                                   Cokroaminoto mengungkapkan perihal desentralisasi, zelfbestuur, dan


                                                   26  “Opzienbarende Arrestatie”, Bataviaasch Nieuwsblad, 31 Juli 1913, hlm. 3
                                                   27  Soewardi Soerjaningrat, “Als ik eens Nederlander Was”, 1913, hlm. 15
                                                   28   R.E. Elson, 2009, The Idea of Indonesia. Sejarah Pemikiran dan Gagasan (Jakarta: Serambi), hlm.
                                                      29




                                       dpr.go.id   18





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd   18                                                               11/18/19   4:48 AM
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28