Page 28 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 28

Volk sr aad 1918 – 1931



                                                   bernama Abdul Muis tiba-tiba menyetujui gagasan untuk mengirim
                                                   delegasi ke Negeri Belanda tersebut.
                                                         Maka, delegasi terdiri atas enam anggota, yaitu Pangeran Ario
                                                   Kusumodiningrat sebagai perwakilan dari Prinsen Bond Mataram,
                                                   Bupati  Magelang Raden Tumenggung Danu Sugondo sebagai
                                                   perwakilan dari Regenten Bond, Mas Ngabehi Dwijosewoyo sebagai
                                                   perwakilan dari Budi Utomo, Abdul Muis sebagai perwakilan dari
                                                   Sarekat Islam, Frits Laoh sebagai perwakilan dari Perserikatan
                                                   Minahasa, dan W.V. Rhemrev. Keenam anggota tersebut didampingi
                                                   oleh Dirk van Hinloopen Labberton, Ketua Perhimpunan Teosofi, yang
                                                   juga merupakan salah seorang tokoh pendukung Politik Etis, yang
                                                   ditunjuk untuk bertindak sebagai Ketua Delegasi. Idenburg, mantan
                                                   Gubernur Jenderal Hindia-Belanda yang saat itu telah kembali ke
                            Di Belanda,            Belanda, juga bersedia membantu para delegasi selama mereka berada
                              beberapa             di Negeri Belanda. 38

                    anggota delegasi                     Berkaitan dengan delegasi tersebut, dalam surat dari Gubernur
                       aktif mengikuti             Jenderal Hindia-Belanda untuk Menteri Urusan Tanah Jajahan Pleyte
                                                   tanggal 9 September 1916 disebutkan bahwa rencana mengirim
                     berbagai diskusi.             utusan yang beranggotakan beberapa orang pribumi dari komite
                                                   telah menimbulkan kehebohan di kalangan pribumi. Berdasarkan
                                                   alasan ini juga, Gubernur Jenderal merasa perlu mendesak kepastian
                                                   untuk segera membahas perundang-undangan tentang dibentuknya
                                                   dewan kolonial yang pada saat itu masih terkatung-katung di Majelis
                                                   Rendah Staten Generaal. Dalam konteks ini, Gubernur Jenderal
                                                   jelas mengaitkan masalah dewan kolonial dengan sistem milisi.
                                                   Secara praktis, prioritas yang harus diambil antara kedua masalah
                                                   tersebut sangat bertolak belakang. Tidak ada tuntutan tegas untuk
                                                   melaksanakan sistem milisi, namun surat itu justru dengan jelas
                                                   menuntut diputuskannya undang-undang tentang pendirian dewan
                                                   kolonial.  Mengenai kedatangan para delegasi, ada yang mengatakan
                                                           39
                                                   bahwa mereka tiba di Belanda pada akhir tahun 1916, namun ada pula
                                                   yang menyebutkan bahwa mereka tiba di sana pada bulan Maret 1917
                                                   dan kembali ke tanah air menjelang bulan Agustus 1917. 40
                                                         Di Belanda, beberapa anggota delegasi aktif mengikuti
                                                   berbagai diskusi. Dua anggota yang sangat aktif adalah Abdul Muis


                                                   38  Nagazumi, Op.Cit., hlm. 185
                                                   39  Ibid., hlm. 187
                                                   40  Akira Nagazumi menuliskan rombongan delegasi tersebut tiba pada akhir tahun 1916, sedangkan
                                                      Robert van Niel menyebutkan kedatangan mereka adalah pada bulan Maret 1917. Menurut
                                                      Nagazumi, van Niel tidak menyebutkan sumber dari pernyataannya tersebut. Sementara itu,
                                                      menurut Blumberger, dilaporkan bahwa misi delegasi tersebut baru menyampaikan petisi kepada
                                                      Ratu pada bulan Januari 1917, Ibid.



                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   23
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd   23                                                               11/18/19   4:48 AM
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33