Page 26 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 26

Volk sr aad 1918 – 1931



                                                   militer di Makassar, Buys, pada 13 Juni 1912 kepada atasannya. Pada
                                                   akhir bulan Maret 1913, panglima militer di Batavia dengan bersungguh-
                                                   sungguh mempertimbangkan gagasan milisi tersebut dan menyatakan
                                                   dukungannya terhadap sistem milisi seperti yang sudah berjalan di
                                                   beberapa wilayah lain di Sulawesi. Ia juga mendesak Gubernur Jenderal
                                                   saat itu untuk mempertimbangkan pengesahan pemberlakuan milisi
                                                   tersebut. Namun, setelah mempertimbangkan rencana tersebut,
                                                   pada bulan Februari 1914, Pemerintah Kolonial menganggap rencana
                                                   tersebut masih prematur dan untuk sementara diabaikan saja. Dengan
                                                   kata lain, gagasan ini ditolak oleh Pemerintah Hindia-Belanda.
                                                                                                             33
                         Ketika Perang                   Ketika Perang Dunia I meletus pada September 1914, pandangan
                      Dunia I meletus              Pemerintah Kolonial berubah dengan cepat. Meskipun negeri Belanda
                     pada September                dan Hindia-Belanda tidak terlibat langsung dalam Perang Dunia I,

                    1914, pandangan                ancaman perang dirasakan oleh penduduk Belanda di Hindia-Belanda.
                                                   Ancaman tersebut bukan datang dari Jerman, khususnya angkatan laut
                           Pemerintah              Jerman yang pada saat itu menjadi kekhawatiran utama, melainkan
                    Kolonial berubah               salah satu sekutunya, yaitu Jepang, yang dikhawatirkan akan menyerbu
                        dengan cepat.              Hindia-Belanda secara lebih efektif. Akibat dari peperangan ini akan
                                                   menimbulkan kesulitan komunikasi antara negeri induk di Belanda
                                                   dengan Hindia-Belanda. Oleh karena itu, Pemerintah Kolonial harus
                                                   mengambil keputusan sendiri mengenai persoalan tersebut.  Maka,
                                                                                                           34
                                                   masalah pertahanan Hindia kembali menjadi persoalan nasional,
                                                   sehingga gagasan Indië Weerbaar kembali muncul. Organisasi pemuda
                                                   Budi Utomo, yang anggota-anggota cabangnya berasal dari kalangan
                                                   orang Jawa, banyak yang memutuskan untuk menjadi anggota tentara
                                                   kolonial dan ikut mengkampanyekan pembentukan milisi tersebut.
                                                   Pengurus pusat Budi Utomo mengirim dua orang anggota terkemuka
                                                   mereka, Komisaris Dwijosewoyo dan Sastrowiyono untuk melakukan
                                                   perjalanan di Jawa, berkampanye untuk mendukung rencana tersebut.
                                                                                                                 35
                                                         Selain Budi Utomo, Sarekat Islam juga ikut mengkampanyekan
                                                   Indië Weerbaar dan mengakui pentingnya usulan tersebut. Sarekat
                                                   Islam bahkan mengajukan tuntutan yang lain, yaitu harus adanya
                                                   perwakilan Bumiputra dalam Pemerintahan Hindia-Belanda.
                                                   Sebaliknya, D.A. Rinkes dalam suratnya kepada Gubernur Jenderal
                                                   tanggal 10 Maret 1916, meragukan dukungan yang diberikan Sarekat
                                                   Islam. Menurut Rinkes, isu pertahanan Hindia-Belanda bagi Sarekat



                                                   33   Ibid.
                                                   34   Ibid., hlm. 162
                                                   35   Ibid., hlm. 165




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   21
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd   21                                                               11/18/19   4:48 AM
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31