Page 27 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 27
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Islam bukanlah permasalahan yang memusingkan pribumi, oleh
karena rakyat pribumi yang ketika itu hanya dihargai sebagai subyek
“setengah manusia saja”, sehingga urusan pertahanan Hindia-Belanda
hanyalah urusan pemerintah. Dalam sebuah rapat Sarekat Islam di
Surabaya, diharapkan akan disusun sebuah mosi yang mendukung
milisi, tetapi hal tersebut tidak pernah terjadi. Mosi yang diusulkan
oleh Cokroaminoto justru dijadikan sebagai jaminan untuk membentuk
volksvertegenwordiging atau Perwakilan Rakyat. Dengan kata lain,
Cokroaminoto menuntut pembentukan sebuah badan resmi di mana
rakyat Hindia-Belanda dapat menyatakan pendapat mereka dengan
bebas, sebelum membahas milisi pribumi. 36
Pada 1915, Budi Utomo mendukung tuntutan Sarekat Islam,
sehingga kampanye Indië Weerbaar berubah menjadi kampanye isu
perwakilan rakyat. Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Van Limburg
Stirum memberikan harapan pada pembahasan masalah pertahanan
Hindia oleh organisasi pribumi ini. Pada Juli 1916, dibentuk Comite Indie
Weerbaar (Komite Pertahanan Hindia) dengan anggota para wakil dari
organisasi Budi Utomo, Centrale Sarekat Islam (CSI), Regenten Bond
(Ikatan Para Bupati), serta perhimpunan dari empat daerah kerajaan,
Pada 1915,
yaitu Narpowandowo (kawasan Susuhunan di Surakarta), Prinsen
Budi Utomo Bond Mataram (Kawasan Sultan di Yogyakarta), Mangkunegaran
mendukung (Kadipaten Mangkunegaran), Abdi Dalem Wargo Pakualam (Kadipaten
37
tuntutan Sarekat Pakualaman). Sementara itu, golongan Insulinde dan kaum sosialis
Islam, sehingga tidak tertarik pada komite ini.
Lantas, terkait isu seputar Indië Weerbaar, melalui rapat komite
kampanye pada 31 Agustus 1916, dihasilkanlah keputusan berupa usulan untuk
Indië Weerbaar mengirim sejumlah delegasi ke negeri Belanda guna menyampaikan
berubah menjadi mosi kepada Ratu Belanda, Wilhelmina, juga kepada Menteri Urusan
kampanye isu Koloni dan Parlemen Belanda. Wakil-wakil bupati, daerah kerajaan,
dan Budi Utomo segera menyetujui usulan tersebut, tetapi bagi CSI
perwakilan rakyat. masalahnya tidak sesederhana itu. Sejak semula, para anggota Sarekat
Islam tidak begitu bersemangat dengan usulan milisi pribumi atau
persoalan pertahanan Hindia-Belanda pada umumnya. Keanggotaan
CSI dalam komite pertahanan Hindia-Belanda bagi Sarekat Islam
merupakan kesempatan bagi mereka untuk menyatakan keberatannya
terhadap persoalan tersebut. Namun, salah seorang anggota CSI
36 Ibid., hlm. 172
37 Ibid., hlm. 184; Petrus Blumberger, 1931, de Nationalistische Beweging in Nederlandsch-Indië
(Haarlem: H.D. Tjeenk Willing & Zoon), hlm. 25
dpr.go.id 22
A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd 22 11/18/19 4:48 AM