Page 389 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 389

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   menyetujui naturalisasi beberapa orang keturunan Belanda dan Arab,
                                                   di antaranya adalah: Johann Jordan (12 Februari 1947), Salim Basyir
                                                   (12 Februari 1947), Frans Matheas Hesse (3 Mei 1947), Wilhelm Karl
                                                   Gottfried Mewes (29 Agustus 1947), George Wilhelm August Friedrichs
                                                   (29 Agustus 1947), Herman Oscar Gustav Fischer (29 Agustus 1947), dan
                                                   Curt Ulrich Groos (29 Agustus 1947), namun belum diketahui bagaimana
                                                   latar belakang dari mereka yang dinaturalisasi menjadi WNI ini.


                                                   5.5.4 Permasalahan mengenai

                                                   Administrasi Kota dan Provinsi Republik
                                                   Indonesia
                                                         Dua wilayah swapraja di Jawa, Surakarta dan Yogyakarta,
                                                   telah menyatakan diri sebagai bagian dari wilayah RI yang sah
                                                   sejak proklamasi kemerdekaan di tahun 1945. Meskipun demikian,
                                                   Pemerintah RI belum juga mengatur bagaimana bentuk administrasi
                                                   dua wilayah tersebut hingga 1947. Melalui UU No. 16 Tahun 1947, BP
                                                   KNIP menyetujui terbentuknya Haminte-Kota Surakarta. Sedangkan
                                                   untuk Haminte-Kota Yogyakarta, dikeluarkan UU No. 17 Tahun 1947.
                                                         Dalam peraturan ini, batas-batas kedua Haminte-Kota ditentukan
                                                   berdasarkan wilayah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kolonial
                                                   Hindia Belanda. Kemudian, susunan Pemerintahan Haminte-Kota
                                                   terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat Haminte-Kota (Dewan Kota),
                                                   Dewan Pemerintah Kota, dan Walikota. Ketua dari Dewan Kota adalah
                                                   walikota yang diangkat langsung oleh presiden. Mengenai urusan

                   Dalam peraturan                 rumah tangga Haminte-Kota Surakarta dan Yogyakarta, diserahkan
                                                   kepada Haminte-Kota masing-masing, seperti urusan pertanahan dan
                      ini, batas-batas             perumahan, kesehatan, pajak lokal, permuseuman, dan pembersihan

                    kedua Haminte-                 kota. Disebutkan juga bahwa sejak saat itu, perkataan-perkataan dalam

                     Kota ditentukan               stadsgemeente-ordonnatie mengenai Gubernur Jenderal dan Residen
                          berdasarkan              berubah garis wewenangnya kepada Menteri Dalam Negeri RI.
                        wilayah yang

                    telah ditetapkan

                    oleh Pemerintah
                      Kolonial Hindia
                              Belanda.









                                       dpr.go.id   388





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   388                                                               11/18/19   4:53 AM
   384   385   386   387   388   389   390   391   392   393   394