Page 425 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 425

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   4. Sidang BP KNIP 17 November 1949
                                                           Perjanjian KMB  berhasil ditandatangani pada tanggal 2
                                                   November 1949 sesuai jadwal. Pokok-pokok hasil KMB, yaitu:
                                                         a.  Suatu uni antara Belanda dan RIS disepakati dengan ratu
                                                            Belanda sebagai pimpinan simbolis;
                                                         b.  Soekarno akan menjadi Presiden, sementara Hatta akan
                                                            menjadi Perdana Menteri dan merangkap sebagai Wakil
                                                            Presiden RIS;
                                                         c.  Berbagai jaminan diberikan kepada investasi-investasi
                                                            Belanda di Indonesia, dan disepakati bahwa akan diadakan
                                                            konsultasi-konsultasi mengenai beberapa masalah keuangan
                                                            antara Indonesia dengan Belanda;
                                                         d.  Belanda tetap memiliki kedaulatan atas Papua sampai
                                                            perundingan-perundingan lebih lanjut;
                                                         e.  RIS harus membayar hutang Hindia Belanda sebesar 4,3
                                                            milyar Gulden. 671
                                                         Dalam sidang BP KNIP ini, persoalan utama yang menjadi
                                                   pembahasan adalah menentukan apakah hasil Perjanjian KMB dapat
                                                   langsung diratifikasi oleh BP KNIP, atau memerlukan Sidang Pleno
                                                   KNIP terlebih dahulu. Presiden Soekarno memberikan pandangan
                                                   bahwa, mengingat terbatasnya waktu dan biaya untuk mengadakan
                                                   Sidang Pleno KNIP, sebaiknya KMB diratifikasi oleh BP KNIP. Namun,
                                                   hal-hal yang dibahas dalam sidang ini adalah mengenai prinsip hasil
                                                   KMB itu sendiri. Apabila hasil KMB merupakan perjanjian antarnegara,
                                                   maka perjanjian harus diratifikasi oleh parlemen. BP KNIP, sebagai
                                                   badan yang berhak melakukan pekerjaan parlemen, mampu untuk
                                                   meratifikasi perjanjian. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa
                                                   Perjanjian Renville dan Perjanjian Rum-Royen diterima melalui mosi
                                                   dalam sidang BP KNIP tanpa mengadakan Sidang Pleno KNIP. Ketua
                        Jika hasil KMB
                                                   BP KNIP Mr. Assaat memberikan pandangan bahwa hasil KMB harus
                    hanya diratifikasi             diratifikasi oleh Sidang Pleno KNIP. Jika hasil KMB hanya diratifikasi

                        oleh BP KNIP,              oleh BP KNIP, akan muncul kesan kurang representatifnya lembaga
                         akan muncul               tersebut, dan juga dapat menimbulkan rasa kurang puas pada rakyat di
                                                   kemudian hari.  Pada akhirnya, BP KNIP mengambil keputusan untuk
                                                                 672
                         kesan kurang
                                                   membawa hasil-hasil KMB ke Sidang Pleno KNIP yang direncanakan
                     representatifnya              pada tanggal 5–15 Desember 1949.
                   lembaga tersebut


                                                   671   Charter of the Transfer of Sovereignty over Indonesia, Signed at the Round Table Conference, the
                                                      Hague, November 2, 1949 (1950). International Organization, 4(1), hlm. 176-177.
                                                   672   Deliar Noer dan Akbarsyah, 2005, Op.Cit., hlm. 241-242



                                       dpr.go.id   424





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   424                                                               11/18/19   4:53 AM
   420   421   422   423   424   425   426   427   428   429   430