Page 421 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 421
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
6. Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara
tumbuhnya badan dengan perkembangan jiwa merupakan
suatu usaha untuk membentuk bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang sehat dan kuat lahir dan batin, diberikan di
segala jenis sekolah. 664
Dengan demikian, pokok-pokok ini telah mencakup durasi “wajib
belajar” bagi siswa sekolah di lingkungan RI, dengan waktu belajar
sedikitnya enam tahun lamanya, hingga Sekolah Menengah Pertama.
Pendidikan di pesantren, atau sekolah berbasis agama lainnya yang
diakui oleh Kementrian Agama, juga diakui oleh negara.
5.8.4 BP KNIP Merespon Mengenai
Permasalahan Daerah Aceh
Setelah mencapai kesepakatan mengenai RUU Pendidikan,
Sidang BP KNIP pada tanggal 25 November 1949 juga membahas
mengenai Laporan anggota BP KNIP, Maruto Nitimiharjo dan Lobo,
mengenai kondisi di daerah Aceh. Selama dua minggu, kedua anggota
BP KNIP tersebut melakukan penyelidikan di Aceh Timur. Mereka
Menurut mencatat mengenai perkembangan demokrasi di Aceh yang berjalan
cukup baik, berikut dengan perkembangan partai-partai, adanya rapat-
keterangan kedua
rapat umum, dan bahkan juga demonstrasi di tingkat lokal. Disebutkan
anggota BP KNIP juga bahwa di tingkat kabupaten, terdapat wakil-wakil semua partai
tersebut, ekonomi politik dan juga organisasi tani dan pemuda. 665 Temuan tersebut
rakyat Aceh telah menjelaskan bagaimana Aceh mengalami perkembangan demokrasi
yang baik. Seperti halnya Yogyakarta, Aceh juga merupakan satu daerah
jauh lebih baik
yang nasionalis. Sejak proklamasi kemerdekaan RI, rakyat Aceh terus
daripada di Jawa. mendukung segala upaya RI untuk mempertahankan kemerdekaan
dan berdaulat.
Menurut keterangan kedua anggota BP KNIP tersebut, ekonomi
rakyat Aceh telah jauh lebih baik daripada di Jawa. Hal ini dapat
dilihat dari tidak adanya penduduknya yang kelaparan. Perekonomian
didasarkan pada pertanian, perikanan, perkebunan, dan perdagangan.
Aktivitas ekonomi di Aceh tetap aktif, meskipun terlihat bekas-bekas
pembumihangusan objek-objek vital di sana, baik yang dilakukan oleh
pihak RI sendiri maupun Belanda.
Yang juga menarik pada laporan ini adalah banyaknya kuli
664 Pemandangan, 28 dan 29 Oktober 1949
665 Ibid.
dpr.go.id 420
A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd 420 11/18/19 4:53 AM