Page 429 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 429

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   tersebut sebagai berikut:
                                                         Jika Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia mangkat,
                                                   berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
                                                   jabatannya, maka Ketua DPR menjalankan kewajiban itu sampai ada
                                                   ketentuan tentang penggantian pemangku jabatan Presiden;
                                                         Jika Ketua DPR tidak dapat pula menjalankan kewajiban itu, maka
                                                   ia digantikan oleh Wakil Ketua DPR. 677
                                                         Menarik untuk dicermati bahwa inisiator UU dapat secara arif
                                                   memberikan istilah “pemangku sementara jabatan presiden” sebagai
                                                   istilah jabatan bagi ketua DPR/wakilnya untuk menjabat sebagai
                                                   presiden. Hal ini dapat dipahami sebagai cara untuk menekankan
                                                   bahwa ketua DPR/KNIP tidak bisa menduduki jabatan tersebut secara
                                                   permanen.


                                                   10. Sidang BP KNIP 4 Desember 1949
                                                         Pembahasan sidang ini berkisar mengenai mekanisme kuorum
                                                   darurat untuk Sidang Pleno yang sebelumnya sudah pernah dibahas
                                                   dalam Sidang BP KNIP. Mekanisme kuorum darurat diajukan dalam
                                                   format RUU dan diinisiasi oleh anggota BP KNIP, yaitu Johan Syahruzah
                                                   (PSI), Abidin (PBI), dan Luat Siregar (Sumatera/PKI). Kuorum darurat
                                                   diperlukan karena para pendaftar untuk turut serta dalam sidang
                                                   belum mencapai jumlah dua per tiga dari total anggota, sesuai
                                                   dengan Pasal 37 UUD 1945. Sementara itu, Sidang Pleno KNIP ke-6
                                                   akan segera tiba. Penyebab dari permasalahan ini adalah alamat para
                                                   anggota KNIP yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, yang
                         Pembahasan                tidak diketahui lagi pascarevolusi. Luat Siregar, sebagai pengusul
                  sidang ini berkisar              RUU, mendapat tentangan dari sesama Sayap Kiri terkait solusi-solusi

                             mengenai              yang ditawarkannya, sehingga Sartono (PNI), Prawoto Mangkusasmito
               mekanisme kuorum                    (Masyumi), dan Sidik Joyosukarto (PNI) mengambil alih usulan ini.
                                                   Sidang BP KNIP akhirnya menerima RUU ini, dengan demikian
                        darurat untuk              mekanisme kuorum darurat dalam sidang KNIP adalah setengah dari
                 Sidang Pleno yang                 jumlah total anggota KNIP ditambah 1, sedangkan segala keputusan

                 sebelumnya sudah                  dalam Sidang Pleno KNIP diambil berdasarkan suara terbanyak. 678
                      pernah dibahas

                    dalam Sidang BP
                                   KNIP.


                                                   677   Penjelasan UU No. 7 Tahun 1949
                                                   678   Pemandangan, 5 Desember 1949 dalam Deliar Noer dan Akbarsyah, 2005, Op.Cit., hlm. 254




                                       dpr.go.id   428





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 05 CETAK.indd   428                                                               11/18/19   4:53 AM
   424   425   426   427   428   429   430   431   432   433   434