Page 43 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 43
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Pembukaan Sidang Volksraad oleh Gubernur Jenderal Van Limburg
Stirum pada 18 Mei 1918
(Koleksi Tropen Museum Amsterdam)
Berkat Van Limburg Stirum, maka pada periode Volksraad yang
pertama (1918-1921) bermunculan sejumlah pemimpin politik yang
progresif, seperti tokoh sosialis Ch. G. Cramer (Sociaal Democratische
Arbeiders Partij/SDAP), Teeuwen dan Cipto Mangunkusumo (Nationaal
Indische Partij), H.O.S. Cokroaminoto dan Abdul Muis (Sarekat Islam),
Berkat Van serta beberapa orang anggota Budi Utomo. Berbeda dari antuasisme
Limburg Stirum, yang ditunjukkan para pemimpin organisasi pribumi, masyarakat Eropa
tidak begitu memedulikan berdirinya Volksraad. Hal ini diperlihatkan
maka pada
dari situasi jalan-jalan di Batavia pada 18 Mei 1918, yaitu pada hari
periode Volksraad pembukaan dewan itu. Hanya ada satu bendera yang berkibar di
yang pertama sepanjang rute yang ditempuh oleh wali negeri tersebut. Tampaknya,
(1918-1921) publik masih beristirahat sesudah mengikuti pesta besar di Kebun
Tanaman dan Binatang (Planten-en Dierentuin) dan menghindari
bermunculan
Taman Hertogspark, lokasi keberadaan gedung Volksraad. 77
sejumlah Dilihat dari keanggotaannya, Volksraad bukan dewan rakyat
pemimpin politik yang sebenarnya. Dari 39 anggotanya, dua puluh orang, termasuk
yang progresif ketua, berasal dari kelompok masyarakat Eropa, lalu kemudian diikuti
oleh lima belas kelompok penduduk Bumiputra, dan tiga orang yang
77 Ibid., hlm. 179 (Dikutip dari Verslag van de Commissie 1941, hlm. 778)
dpr.go.id 38
A BUKU SATU DPR 100 BAB 02A CETAK.indd 38 11/18/19 4:48 AM