Page 73 - BUKU TAHUNAN NASDEM TETAP KRITIS DI MASA KRISIS
P. 73

mengatasi kebocoran  pajak pada           mengingat  cukup besar persentase
          sektor-sektor tertentu sehingga risiko    defisit terhadap PDB. Selain itu, Fraksi
          shortfall  penerimaan    pajak    dapat   selalu     konsisten     mengingatkan
          diminimalisir.                            Pemerintah soal pengalokasian PMN
                                                    kepada BUMN yang harus tepat
          Kedua,    Pemerintah     terus-menerus    sasaran, terukur dan tepat guna. Dalam
          melakukan       langkah      perbaikan    konteks  ini  bukan hanya menutup
          kebijakan dan mekanisme perencanaan       kerugian     BUMN       tetapi     juga
          dan  penganggaran belanja. Postur         dimaksudkan      untuk     memperkuat
          sementara APBN  2022 sebesar Rp           likuiditas sektor keuangan BUMN itu
          2.714,1 triliun dianggap sangat realistis   sendiri serta menjadikan instrumen
          mengingat terbatasnya ruang fiskal        PMN sebagai pengungkit agar  BUMN
          yang      kita    miliki.   Rendahnya     dapat  bangkit  dan mampu membiayai
          penerimaan negara dan  mandatory          operasional BUMN secara mandiri yang
          spending yang relatif cukup besar         pada gilirannya akan  menciptakan
          mengharuskan       pemerintah     untuk   multiplier effect dan trickle down effect.
          meningkatkan kualitas belanja agar
          lebih optimal dirasakan  masyarakat.      Keempat,     menyoroti    dan    selalu
          Penanganan         Pandemi       masih    mengingatkan pemerintah agar terus
          membutuhkan  anggaran sangat besar        meningkatkan efektivitas serta efisiensi
          untuk mendukung  upaya pemulihan          penganggaran. Langkah ini dilakukan
          ekonomi nasional. Fraksi memberikan       agar pada  tahun-tahun mendatang
          catatan   terkait   masih    rendahnya    tidak  mengakibatkan SiLPA terlalu
          penyerapan anggaran TKDD di daerah        besar, seperti pada SiLPA per April
          setelah refocusing. Oleh karena itu,      2021 yang naik  menjadi sebesar
          pemerintah      diharapkan      mampu     Rp.254 triliun. Kedepan penggunaan
          melakukan  pemetaan intensif atas         anggaran    diharapkan    dapat   lebih
          kendala teknis ataupun substantif yang    maksimal, tepat guna, tepat sasaran
          terjadi di  lapangan berkaitan dengan     dan tepat waktu yang  sesuai dengan
          target realisasi serapan TKDD di          ketentuan     peraturan     perundang-
          daerah. Hal ini mengingat banyak          undangan.
          daerah yang hanya bergantung dengan
          transfer dari pusat.                           Ketajaman Pengawasan

          Ketiga, terkait defisit anggaran  dalam   Pelaksanaan fungsi pengawasan DPR
          APBN 2022 yang telah disepakati di        RI dilakukan dalam berbagai kegiatan,
          Panja sebesar Rp.(868.019) Triliun        antara  lain  dengan melakukan Rapat
          atau 4,85%  terhadap PDB, Fraksi          Kerja, Rapat Dengar Pendapat (RDP),
          Partai NasDem berpendapat tetap perlu     Rapat    Dengar     Pendapat    Umum
          kehati-hatian     (prudent)      dalam    (RDPU), kunjungan  kerja ke daerah
          mengelola defisit anggaran tersebut       maupun ke luar negeri, baik dalam



                                                 54
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78