Page 122 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 122

V OLK SR AAD PERIODE 1931 – 1942



                                                  3.2 Dasar dan Proses Pembentukan DPR
                                                       Dalam pelaksanaanya, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) telah
                                                  diatur tugas dan wewenangnya dalam Undang-undang 1945, antaranya:
                                                  Pasal 20 ayat (1) dan (2), Pasal 22 ayat (2), Pasal 23 ayat (2), Pasal 22D
                                                  ayat (3), Pasal 22E ayat (2), Pasal 24B ayat (3), Pasal 24A ayat (3), Pasal
                                                  14 ayat (2), dan Pasal 11 ayat (2). Berikut sedikit penjabaran tugas
                                                  dan wewenang DPR menurut pasal-pasal tersebut. Terkait dengan
                                                  fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang, yaitu menyusun
                                                  Program Legislasi Nasional (Prolegnas), menyusun dan membahas
                                                  Rancangan Undang-Undang (RUU), dan menetapkan UU bersama
                                                  dengan Presiden.
                                                       Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan
                                                  wewenang, yaitu memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN,
                                                  memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan
                                                  RUU terkait pajak, pendidikan, dan agama, menindaklanjuti hasil
                                                  pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
                                                  yang disampaikan oleh BPK.
                                                       Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan
                                                  wewenang, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
                     Terkait dengan               UU, APBN, dan kebijakan pemerintah. Sementara itu, tugas dan
                   fungsi anggaran,               wewenang DPR lainnya adalah menyerap, menghimpun, menampung,

                       DPR memiliki               dan menindaklanjuti aspirasi rakyat, termasuk memilih anggota BPK
                            tugas dan             dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
                                                       Karena pembahasan mengenai kedudukan, tugas, dan wewenang
                  wewenang, yaitu                 DPR sangat luas, untuk lebih mempermudah pembahasan, pada bab
                        memberikan                ini materi akan dijelaskan secara terperinci. Subbab I merupakan

                   persetujuan atas               Pendahuluan yang berfungsi sebagai ruang lingkup penulisan yang
                        RUU tentang               mencakup beberapa pemikiran dengan rumusan masalah pokok: ”
                                                  Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPR menurut sistem UUD 1945.” Ada
                                 APBN,            beberapa alasan untuk memilih subjudul tersebut. Pertama, berkaitan
                                                  dengan penggunaan istilah yang lebih tepat untuk mencapai sasaran
                                                  tulisan  ini;  kedua,  alasan  yuridis-konstitusional  mengenai  tugas
                                                  dan wewenang dewan yang masih sering disalahartikan sehingga
                                                  mengakibatkan kesalahpahamanan dalam pelaksanaannya; dan ketiga,
                                                  adalah masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik ketatanegaraan
                                                  Indonesia terutama dalam bidang tugas dan wewenang DPR yang
                                                  dalam sejarahnya pernah dibatasi/terbatas. Kemudian di bagian lain,
                                                  bab ini secara sederhana menguraikan garis besar per subbab secara
                                                  sistematis sebagai pembabakan penulisan, dan diikuti dengan metode
                                                  penulisan.




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   117
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127