Page 127 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 127

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  ulama, kaum pergerakan, pemuda-pemuda, serta kaum dagang dan
                                                  perniagaan. Keseluruhan komite berjumlah 150 orang.
                                                       Pada mulanya, kedudukan komite tersebut hanya sebagai
                                                  pembantu presiden, yakni sekadar memberikan pertimbangan
                                                  dan usul. Dari pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945, terlihat bahwa
                                                  kekuasaan KNP tidak sama persis dengan majelis karena beberapa
                                                  hal berikut ini.
                                                       1.   KNP-Presiden, artinya pada dasamya Presiden yang
                                                          melaksanakan kekuasaan/tugas dan wewenang MPR, DPR,
                                                          dan DPA menurut UUD 1945;
                                                       2.  KNP hanya membantu Presiden. Komite ini tidak mempunyai
                                                          kedudukan yang sama atau bukan badan yang seimbang
                                                          dengan Presiden dalam hal melaksanakan kekuasaan yang
                                                          dimaksud pasal IV Aturan Peralihan.
                                                       Akan tetapi, setelah empat puluh hari kemudian, kedudukan
                                                  Komite Nasional menjadi suatu badan yang berwewenang penuh dan
                                                  bersama-sama dengan Presiden melaksanakan kekuasaan MPR, yaitu
                                                  sejak saat Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden
                                                  Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945. (lihat lampiran Maklumat
                                                  tersebut). Dalam Maklumat Nomor X antara lain disebutkan:
                       KNP-Presiden,

                         artinya pada                              “Bahwa Komite Nasional Pusat, sebelum
                 dasamya Presiden                            terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan

               yang melaksanakan                             Perwakilan Rakyat diserahi kekuasaan legislatif dan
                                                             ikut menetapkan garis-garis besar daripada haluan
              kekuasaan/tugas dan                            Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan Komite

            wewenang MPR, DPR,                               Nasional Pusat sehari-hari berhubungan dengan
                 dan DPA menurut                             gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah Badan

                            UUD 1945                         Pekerja yang dipilih diantara mereka dan yang
                                                             bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat.”


                                                       Dari isi maklumat di atas, terlihat jelas bahwa kekuasaan KNP ini
                                                  menjadi sama dan seimbang untuk melaksanakan tugas dan wewenang
                                                  Dewan Perwakilan Rakyat menurut Undang-Undang Dasar 1945, yang
                                                  terutama dalam bidang:
                                                       a.  Kekuasaan legislatif, yakni membuat peraturan perundang-
                                                          undangan menurut pasal-pasal 5 ayat (1), 20 sampai dengan
                                                          22 ayat (2) UUD 1945.
                                                       b. Menetapkan Garis-garis Besar daripada Haluan Negara
                                                          (GBHN) menurut pasal 3 UUD 1945.




                                     dpr.go.id   122
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132