Page 126 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 126

V OLK SR AAD PERIODE 1931 – 1942



                                                       Demikian pula halnya pada-masa Undang-Undang Dasar RIS
                                                  1949 yang berlaku sejak 27 Desember 1949 sampai dengan tanggal 17
                                                  Agustus 1950, yaitu ketika Negara ‘Kesatuan RI merupakan salah satu
                                                  Negara Bagian RIS, begitu juga dalam masa UUD Sementara 1950
                                                  yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, semua
                                                  Lembaga tersebut tidak mengenal lembaga Majelis Permusyawaratan
                                                  Rakyat. Akan tetapi, lembaga semacam MPR dikenal konstituante yang
                                                  tugas dan wewenangnya hampir sama dengan Majelis dalam UUD
                                                  1945. Secara lebih jelas, lembaga konstituante ini dikenal sejak adanya
                                                  Konstitusi RIS dan UUDS 1950, sejak tanggal 27 Desember 1949 hingga
                                                  tanggal 5 Juli 1950, saat berlakunya kembali UUD 1945. Pengaturan
                                                  mengenai konstituante tersebut dapat dilihat pada:
                                                       1.   Pasal 186 sampai dengan 189 UUD-RIS 1949; atau
                                                       2.  Pasal 134 sampai dengan 139 UUD Sementara 1950.
                                                       Kembali pada masalah pembentukan DPR, sebagaimana telah
                                                  disebutkan di atas bahwa pada periode 17 Agustus 1945 sampai dengan
                                                  17 Agustus 1959, pengaturannya ditemui pada UUD 1945 (untuk Negara

                   Komite Nasional                Kesatuan RI) keseluruhannya sampai tanggal 27 Desember 1949, dan
                                                  pada UUD 1945 khusus untuk Negara Bagian: ”Negara Kesatuan RI”
                yang dimaksudkan
                                                  dari RIS sejak tanggal 27 Desember 1949 sampai dengan tanggal 17
                   di atas ialah KNP              Agustus 1950, yang dalam praktiknya tidak ada. Oleh karena itu, UUD

                 yang dilantik pada               1945 pada saat itu hanya bernilai semantik.  Lembaga majelis ini
                                                                                           163
                tanggal 29 Agustus                belum dibentuk sehingga segala tugas dan wewenangnya dilaksanakan
                                                  sepenuhnya oleh Presiden bersama Komite Nasional Pusat. Hal yang
                 1945, lebih kurang
                                                  demikian ini memang dimungkinkan Undang-Undang Dasar 1945
               11 hari setelah UUD                berdasarkan pasal IV Aturan Peralihan. Di sana disebutkan”Sebelum

                      1945 disahkan               Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan
                                                  Dewan Pertimbangan yang dibentuk menurut Undang-Undang Dasar,
                                                  segala kekuasaannya dijalankan sepenuhnya oleh Presiden dengan
                                                  bantuan Komite Nasional.
                                                       Komite Nasional yang dimaksudkan di atas ialah KNP yang
                                                  dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945, lebih kurang 11 hari setelah UUD
                                                  1945 disahkan, dengan jumlah anggota sekitar 150 orang, yang terdiri
                                                  atas 27 orang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, termasuk 6
                                                  orang yang ditambah atas tanggung jawab Presiden Sukarno sebagai
                                                  ketua panitia, dan ditambah lagi dengan pemimpin-pemimpin rakyat
                                                  dari segala golongan, aliran dan lapisan seperti pangreh praja, alim


                                                  163  Karl loe whensthein : “Reflection On The Value Of Consitution In Our Revolusioner Age; Dalam
                                                    Arnold J. Zurcher, hal. 213




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   121
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131