Page 118 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 118

V OLK SR AAD PERIODE 1931 – 1942



                                                  untuk Dewan Perwakilan Rakyat , sedangkan Badan Pemeriksa
                                                                                  146
                                                  Keuangan menggunakan “wewenang atau tugas”   . Kekuasaan
                                                                                                   147
                                                  berasal dari kata dasar “kuasa” (power) yang berarti kemampuan atau
                                                  kesanggupan untuk berbuat sesuatu atau kewenangan atas sesuatu
                                                  untuk menentukan sesuatu. Soerjono Soekanto, membedakan antara
                                                  “kekuasaan” (power) dan “wewenang” (authority) secara tegas. Jika
                                                  kekuasaan merupakan sesuatu kemampuan atau kekuatan seseorang
                                                  atau kelompok untuk mempengaruhi pihak lain, wewenang adalah
                                                  kekuasaan yang mendapat pengakuan dan dukungan dari masyarakat. 148



                                                  3.1. Pandangan Umum
                                                       Wilbur W. White menyebut kekuasaan sebagai kemampuan untuk
                                                  mengurus dan memerintah sesuatu, serta kesanggupan dan kekuatan
                                                  yang juga dapat disebut power.  Sementara itu, Benedict Anderson
                                                                               149
                                                  menyatakan bahwa kekuasaan itu sesungguhnya tidak ada. Kekuasaan
                                                  adalah kata-kata yang bisa dipergunakan untuk menerangkan suatu
                                                  hubungan atau lebih, seperti kata-kata keabsahan. Dalam konteks
                                                  ini, kekuaaan adalah pengabstrakan, yaitu suatu formula untuk pola-
                                                  pola interaksi sosial tertentu yang dijalankan orang. Sebagai contoh,
                                                  C mengatakan bahwa kekuasaan itu terdapat dalam berbagai macam
                                                  keadaan, yaitu sebagaian orang kelihatan patuh kepada kemauan
                                                  orang lain, baik dengan sukarela maupun tidak.  Seseorang atau
                                                                                                150
                                                  sekelompok orang mempunyai kekuasaan hanya dengan perintah dan
                    Wilbur W. White               pelaksanaanya. Di bagian lain, ia juga menyatakan bahwa segi moral
                                                  kekuasaan itu tidak jelas.
                                                                         151
                           menyebut                    Hal tersebut diakibatkan oleh alur pikir logis dari konsep
                kekuasaan sebagai                 kekuasaan politik sekuler sebagai hubungan antara manusia sehinga
                        kemampuan                 kekuasaan pada dirinya tidak mesti absah. Dalam hal ini, terlihat
                   untuk mengurus                 jelas bahwa kekuasaan itu abstrak dan kekuasaan moral pun tidak
                                                  jelas sehingga tidak sepenuhnya mendapat pengakuan dari rakyat.
                   dan memerintah                 Berbeda dengan wewenang atau yang juga sering disebut dengan hak,

                       sesuatu, serta             wewenang adalah authority sekaligus power yang mendapat pengakuan
                 kesanggupan dan                  dan dukungan dari rakyat untuk melakukan sesuatu; ”The legal power
                      kekuatan yang

                juga dapat disebut                146  Ibid, hal. 73.
                                                  147  Ibid, hal. 100.
                                power.            148  Soerjono Soekanto, Sosiologi  Suatu Pengantar, 1975, Jakarta:UI Pess, hal. 161.
                                                  149  Wilbur W. White : White’s Politicaldictionary, (tanpa tahun) Cleveland and New York:The World
                                                    Publishing Company, hal.223
                                                  150  Benedict ROG Anderson (diterjemahkan A. Rachman Zainuddin), Gagasan Kekuasaan dalam
                                                    Kebudayaan Jawa, (tanpa tahun), Jakarta:Diterbitkan FIS UI, hal 5,
                                                  151  Benedict ROG Anderson, Ibid, hal. 6.



                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   113
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123